MAPIM Ajak Semua Masjid di ASEAN Tgl. 29 November Kibarkan Bendera Palestina

Kuala Lumpur, MINA – Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia () menyerukan semua masjid di negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dapat mengibarkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan untuk Rakyat Palestina, dalam rangka Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina pada 29 November 2021.

“Kami menyerukan lebih dari 1 juta masjid di seluruh negara ASEAN untuk mengibarkan bendera Palestina ,” kata Presiden MAPIM Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Senin (22/11).

Azmi yang juga menjabat sebagai Koordinator Koalisi Rakyat ASEAN untuk Palestina menegaskan, tanggal 29 November menandai Hari Internasional untuk Solidaritas dengan Rakyat Palestina, dan mengingatkan bahwa rakyat Palestina belum mencapai hak-hak mereka, termasuk kemerdekaan dan kedaulatan nasional.

“Kami mengajak semua imam yang memimpin masjid-masjid di kawasan ASEAN untuk menerjemahkan solidaritas mereka dengan mengibarkan bendera Palestina di depan setiap masjid sebagai simbol solidaritas,” ujar Azmi.

Ia juga menghimbau agar dibacakan khutbah Jum’at khusus di seluruh masjid di ASEAN untuk mengedukasi, dan meningkatkan kesadaran setiap umat Islam akan kewajibannya mendukung pembebasan Palestina, khususnya Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsa.

“Kita perlu mengingatkan para pemimpin dunia bahwa lebih dari 8 juta orang Palestina tinggal di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Wilayah ini telah diduduki sejak perang enam hari pada tahun 1967,” ujarnya.

Wilayah yang diduduki terdiri dari Yerusalem Timur di Israel, negara-negara Arab tetangga, dan kamp-kamp pengungsi. Istilah yang lebih akrab untuk daerah ini termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Dataran Tinggi Golan.

Tanggal ini (29 November) adalah hari yang diakui secara internasional oleh PBB sebagai hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina.

“Kami menegaskan kembali pendirian kami bahwa perjuangan Palestina untuk merebut kembali tanah mereka dan hak penentuan nasib sendiri adalah sah secara hukum dan masyarakat dunia harus siaga dalam solidaritas dengan rakyat Palestina,” kata Azmi.

Menurutnya, hak berdaulat bagi Palestina untuk merebut kembali tanah mereka harus didukung oleh komunitas internasional, jika hari solidaritas itu berarti apa-apa. Dukungan ini tidak bisa hanya ekspresi moral tetapi merupakan tuntutan hukum bahwa pendudukan Israel harus diakhiri.

“Kami juga mendesak pemerintah Malaysia untuk memperingati hari ini dengan acara khusus, menyerukan kepada Malaysia dan para pemimpin dunia dapat berdiri bersama dengan Palestina dalam perjuangan mereka melawan pendudukan Israel,” imbuhnya. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)