Selangor, 20 Shafar 1438/20 November 2016 (MINA) – Majelis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) mendesak dunia internasional untuk segera mengakhiri konflik yang terjadi di Myanmar dan menuntut empat tuntutan.
“Kami menuntut tindakan nyata internasional dilakukan sebelum keadaan menjadi lebih parah. Pertama, embargo ekonomi kepada Myanmar perlu dilakukan segera jika dunia mau melihat keadaan kemanusiaan di Myanmar tidak menjadi lebih buruk,” kata Presiden MAPIM Dr Cikgu Mohd Azmi Bin Abdul Hamid dalam keterangannya, Ahad (20/11).
Kedua, lanjut Dr Cikgu Mohd Azmi, MAPIM menuntut masyarakat dunia ikut serta dalam upaya mendesak Pemerintah Myanmar untuk membuka akses kepada semua lembaga kemanusiaan dan operasi bantuan kepada masyarakat atau etnis Muslim Rohingya.
“Ketiga, kami juga menuntut agar lembaga-lembaga internasional seperti PBB menekan Pemerintah Myanmar untuk dapat melakukan investigasi independen untuk menyeret pihak yang bertanggungjawab melakukan operasi tidak berperikemanusiaan di kawasan tersebut ke pengadilan,” kata Pimpinan International Conference of Islamic Media (ICIM) itu.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Selain menuntut Pemerintah Myanmar membuka akses kemanusiaan, MAPIM juga menuntut Pemerintah Bangladesh supaya membuka jalur pengungsian etnis Muslim Rohingya agar dapat mencari perlindungan dan memberi akses kepada lembaga kemanusiaan menyalurkan bantuan untuk pelarian tersebut di Bangladesh.
“Keempat, kami menekan Pemerintah Bangladesh membuka perbatasan agar korban pelarian Rohingya dapat mencari perlindungan dan memberi akses kepada lembaga kemanusiaan menyalurkan bantuan untuk pelarian tersebut di Bangladesh,” tegasnya.
Gaza Kedua
Menurut Dr Cikgu Mohd Azmi, jika tuntutannya tidak diindahkan, bukan hal yang mustahil, wilayah barat Negara Bagian Rakhine akan menjadi Gaza kedua.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Dalam keadaan sekarang Rakhine bakal menjadi Gaza yang lebih parah. Bukan saja negara tetangga Bangladesh bersekongkol dengan Myanmar untuk menutup perbatasan, akses bantuan kemanusiaan juga ditutup di semua jalur, dan kini serangan dilancarkan oleh tentara Myanmar yang melibatkan tentara darat, laut dan udara terhadap warga Rohingya di seluruh daerah Maungdaw,” paparnya.
Hingga saat ini, wilayah barat negara bagian Rakhine terus dikepung oleh militer Myanmar. Ribuan warga Rohingya, kanak-kanak, wanita dan orang tua terpaksa menyelamatkan diri tanpa kepastian di mana tempat yang selamat untuk mereka. (L/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam