Jakarta, MINA – Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya tiga putra dan beberapa cucu pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Ketiga anaknya dan cucunya itu tewas dalam serangan Israel pada Hari Raya Idul Fitri 1445H, Rabu (10/4).
“Saya menyampaikan takziah terdalam saya kepada saudara saya, Ismail Haniyeh yang kehilangan tiga anaknya dan beberapa cucunya dalam serangan biadab Zionis pada hari pertama Idul Fitri,” kata Presiden MAPIM, Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan pers yang diterima MINA di Jakarta, Kamis (11/4).
Dia mengaku terkejut atas berita menyedihkan itu. “Saya tidak punya kata-kata yang dapat meringankan rasa sakit keluarganya,” tambah Mohd Azmi.
Azmi menyoroti sikap Ismail Haniyeh saat menerima kabar duka itu. Pasalnya, Haniyeh terlihat tenang dan tetap kuat saat mengetahui keluarganya tewas dibunuh Israel.
“Saya terinspirasi oleh ketenangan saudara Ismail Haniyeh karena ketenangannya dalam menerima berita dan menyatakan bahwa pembunuhan anak-anaknya dan pembunuhan keluarga di Gaza oleh serangan militer Israel tidak akan menghalangi kehendak Palestina untuk melanjutkan perjuangan,” kata Azmi.
“Saya berdoa semua anak-anak dan cucunya yang mati syahid dihargai dengan hadiah tertinggi dari Jannah,” lanjutnya.
Azmi mengatakan, ia juga mendoakan agar Haniyeh dan keluarganya diberi kekuatan dalam menjalankan ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini.
Lebih lanjut, Azmi menyebut, ia dan keluarga Ismail Haniyeh sudah memiliki hubungan yang dekat. Mereka pernah makan malam bersama pada 2014 silam. Haniyeh pun sempat berkunjung ke Malaysia dan disambut hangat oleh Azmi.
“Hubungan saya dengannya telah menjadi personel. Saya telah bertemu keluarganya selama kunjungan saya ke Gaza pada 2014 dengan semua anaknya dalam makan malam yang diselenggarakan di rumahnya yang sederhana. Saya telah menyambut kunjungannya ke Malaysia beberapa tahun yang lalu dengan cinta dan rasa hormat yang luar biasa,” tuturnya.
“Saudara Ismail Haniyeh, bagi saya persaudaraan kehangatannya akan menjadi hubungan yang tahan lama sampai kita akan bersama menjawab panggilan Allah,” sambung Azmi.
Azmi mengecam keras tindakan kebiadaban Israel yang menargetkan warga sipil dalam agresinya di Gaza. Ia menuntut agar impunitas atas kekejaman dan genosida Israel harus dihentikan.
“Genosida yang sedang berlangsung di Gaza sangat dikutuk dan menuntut kekejaman Israel dengan impunitas harus dihentikan,” tegasnya.
Ia menekankan, dengan menargetkan para pemimpin Hamas dan anggota keluarganya tidak akan meruntuhkan tekad untuk memperjuangkan kebebasan dan hak-hak semua warga Palestina dan umat Muslim.
“Saya menegaskan kembali dan menegaskan kembali bahwa kita akan berdiri dalam solidaritas dengan Palestina sampai pembebasan tercapai,” ujar Azmi.
Dengan sepenuh hati, kata dia, mengirim doa untuk pemulihan dan kenyamanan warga Palestina yang kini sedang diuji dan memperjuangka pembebasan Palestina.
Sementara itu, dalam wawancara dengan Al Jazeera Arab, Ismail Haniyeh membenarkan pembunuhan anak-anaknya Hazem, Amir dan Mohammad serta sejumlah cucunya pada Rabu (10/4). Kantor berita Shehab melaporkan, setidaknya tiga cucu pemimpin Hamas itu juga meninggal dunia dalam serangan tersebut.
Haniyeh mengatakan mereka menjadi sasaran saat mereka mengunjungi kerabatnya untuk Idul Fitri di kamp pengungsi Shati.
Ia menambahkan, sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakannya, dan keponakan laki-lakinya, telah terbunuh sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.
Pemimpin politik Hamas, yang berbasis di negara Teluk Qatar itu, mengecam apa yang ia gambarkan sebagai kebrutalan Israel di Gaza dan menekankan bahwa para pemimpin Palestina tidak akan mundur jika keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran. (R/Ai/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)