Kuala Lumpur, MINA – Majelis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), mendesak agar semua pemimpin Muslim dari pemerintahan, cendikiawan, dan gerakan Islam mengadakan pertemuan mendesak dan khusus untuk membahas situasi saat ini di Al-Aqsha, Kota Al-Quds, Palestina.
Presiden MAPIM, Mohd Azmi Abdul Hamid dalam keterangan persnya yang dilaporkan Koresponden MINA, Rabu (26/7), menegaskan bahwa Al-Aqsha adalah faktor penyatuan terkuat untuk mengumpulkan semua pemimpin gerakan Islam untuk membebaskan Kota Al-Quds dan terwujudnya kemerdekaan Palestina.
“Kami menyerukan para cendikiawan dan pemimpin Muslim untuk mengirim pesan yang kuat kepada ummat bahwa semua tindakan barbar oleh entitas Zionis itu harus ditanggapi dengan seruan untuk berjihad. Rakyat Palestina menghadapi momen penting saat ini. Jika para pemimpin Muslim dunia tidak berdaya untuk bertindak, maka mereka harus berhenti untuk mengekspresikan retorika mereka,” tegasnya.
Abdul Hamid mengatakan, apa yang dilakukan rezim Israel sekarang adalah untuk menciptakan sebuah alasan dan sebuah konteks untuk operasi yang lebih mengganggu di Kota Al-Quds.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Semua tanda menunjuk pada Israel yang terus bersikeras, dengan beking Amerika Serikat, untuk melanjutkan rencana ekspansionisnya untuk menguasai Masjid Al-Aqsha. Para pemimpin Muslim tentu tidak bisa membiarkan situasi sekarang berlanjut. Mereka (seharusnya) tidak dapat bergantung pada OKI maupun PBB untuk mengatasi ketegangan yang diciptakan akibat kebrutalan secara nyata dari rezim Israel,” ujarnya.
“Waktunya telah tiba, jika para pemimpin Muslim tidak menghindari perbedaan di antara mereka, tidak ada harapan (lagi) untuk melindungi Al-Aqsha,” tegasnya.
Bentrokan terjadi setiap hari yang melibatkan warga sipil Palestina dan tentara bersenjata berat Israel terutama di Tepi Barat dan Kota Al-Quds berpotensi menciptakan sebuah ledakan besar bencana kemanusiaan.
Abdul Hamid yang juga deklarator menjelaskan, situasi saat ini mengarah pada respon brutal yang tidak terkendali oleh pasukan militer Israel untuk memadamkan kemarahan kini meluas di antara orang-orang Palestina di Tepi Barat.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Menurutnya, rezim Israel menggunakan kerusuhan publik di antara perlawanan rakyat Palestina untuk memberlakukan kebijakan apartheid dan opresif.
“Untuk itu, kehadiran gerakan global yang akan digelar untuk melindungi kesucian Baitul Maqdis sangat mendesak. Para pemimpin Muslim tidak dapat membiarkan jatuhnya banyak korban dari orang-orang Palestina dan Al-Aqsha dikuasai tanpa usaha untuk membelanya,” tambahnya.
MAPIM berpusat di Kuala Lumpur ini didirikan secara khusus sebagai mitra konsultasi dan koordinasi berbagai organisasi Islam untuk mewujudkan konsensus dalam tindakan menyikapi masalah Islam, masalah internal dan eksternal berkenaan isu global terkait politik, ekonomi, budaya, sosial dan pertahanan.
Kini MAPIM bergerak aktif bersama 88 organisasi Islam di Malaysia seperti SHURA, TERAS, SALIMAH, JIM, ABIM, ISMA, PUM, GAMIS, WEHDAH, BARAKAH, PERKID, RURAL CITIZEN, JAMAI’IY, FORUM, IMPAK, IMAD, BAKUN, MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL, GADIS, PERMUAFAKAT, dan UMAH AID. (L/K01/R01/P2)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel