Rabat, 26 Rabi’ul Akhir 1437/5 februari 2015 (MINA) – Raja Maroko Mohammed VI pada Kamis (1/2) waktu setempat meresmikan pembangkit listrik tenaga surya pertama, proyek besar negara untuk meningkatkan produksi energi terbarukan.
Perdana Menteri Abdelilah Benkirane dan Menteri Lingkungan Hidup Perancis Segolene Royal tampak berada di antara para pejabat lokal dan asing yang menghadiri peresmian di tepi Gurun Sahara itu, sekitar 20 kilometer (12 mil) di luar Ouarzazate, wilayah Deraa-Tafilalet, bagian selatan-tengah Maroko.
Kerajaan mengatakan proyek memberikan harapan besar untuk negara yang memang memiliki banyak matahari dan gurun, yang sangat memungkinkan menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik, Al-Arabiya edisi Jumat (5/2) melaporkan.
“Tenaga surya diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar, dengan menggunakan lebih banyak menggunakan energi terbarukan, dan bergerak menuju pembangunan rendah karbon,” kata pengembangnya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Dengan kapasitas produksi listrik sebanyak 160 megawatt, memungkinkan Maroko untuk secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca.proyek Proyek tahap pertama yang disebut dengan Noor 1, pada fase berikutnya akan ditambah dengan proyek Noor 2 dan Noor 3 tahun, dan tahun berikutnya Noor 4 yang akan dibangun dengan tender terbuka.
Setelah semua tahapan selesai, itu akan menjadi pabrik berbasis tenaga surya terbesar di dunia, yang dapat menghasilkan 500 megawatt listrik. Dengan daya sebesar itu dapat memberikan suplai untuk lebih dari satu juta penduduk Maroko pada tahun 2018, kata pengembangnya.
“Hal ini untuk mengurangi emisi karbon Maroko hinga mencapai 760.000 ton per tahun”, ujar pengembang.
Ia menambahkan, hal itu akan setara dengan sekitar satu persen dari emisi CO2 Maroko atau sekitar 56.500.000 ton pada tahun 2011, menurut angka Bank Dunia.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Maroko memiliki cadangan minyak dan gas langka, dan merupakan importir energi terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Peluncuran listrik tenaga surya oleh pemerintah Maroko menargetkan peningkatan produksi energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan menghadapi meningkatnya konsumsi listrik yang diprediksi akan mencapai empat kali lipat pada tahun 2030.
Negara ini mulai memproduksi listrik tenaga sueya pada peternakan terbesar di Afrika di wilayah pesisir barat daya Tarfaya, tahun lalu.
Maroko dijadwlkan akan menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim Dunia COP22 tahun depan, bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen pada tahun 2030.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Maroko meluncurkan pembangunan Noor 1 tahun 2013, dengan biaya sebesar 600 juta euro (660 juta dolar AS) atau sekitar Rp9 triliun dan melibatkan sekitar 1.000 pekerja.
Sebuah konsorsium yang dipimpin oleh pengembang asal Saudi ACWA Power memenangkan kontrak untuk membangun proyek tersebut.
Bank Pembangunan Afrika, Bank Investasi Eropa dan Bank Dunia membantu untuk mendanai proyek tersebut.
Proyek tersebar di wilayah seluas lebih dari 600 lapangan sepak bola, pabrik setengah juta cermin logam mengikuti matahari ketika bergerak melintasi langit.
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza
Cermin-cermin logam menyimpan energi panas dari sinar matahari dan menggunakannya untuk mengaktifkan turbin uap yang menghasilkan listrik. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Uni Eropa untuk Pertama Kali Kirim Vaksin Mpox ke Kongo