Rabat, MINA – Pemerintah Maroko menunda pertemuan antara Israel dan negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel yang seharusnya digelar musim panas ini, sebagai tanggapan atas pertumpahan darah di Tepi Barat Palestina.
Dilansir dari Kontor Berita Prancis, Jumat (24/6), tahun lalu, pertemuan antara Israel dengan empat negara rekan Arab-nya mempertemukan menteri luar negeri Israel dan para diplomat tertinggi dari Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab, serta Maroko.
Menteri Luar Negeri Nasser Bourita berharap pertemuan itu masih bisa dilanjutkan di kemudian hari ketika keadaan lebih “kondusif”.
Pertemuan tahunan, yang baru memasuki tahun kedua, telah ditunda musim semi ini setelah sebelumnya terjadi kekerasan antara Israel dan Palestina.
Baca Juga: Jerman Jajaki Pemulangan Pengungsi Suriah dalam Skala Besar
“Ada upaya untuk mengaturnya selama musim panas. Sayangnya, ada konteks politik yang dapat mencegah pertemuan ini membuahkan hasil yang kami harapkan,” kata Bourita.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka “tidak menanggapi” keputusan Rabat.
Diketahui, Maroko menormalisasi hubungannya dengan Israel pada Desember 2020 sebagai bagian dari kesepakatan yang juga membuat Amerika Serikat mengakui aneksasi sepihaknya atas Sahara Barat yang disengketakan.
Kesepakatan itu menghadapi kritik domestik karena perjuangan Palestina masih mendapat dukungan publik yang luas di negara Afrika Utara itu. (T/R4/P1)
Baca Juga: AS Umumkan Tangkap Aktivis pro-Palestina Kedua dari Universitas Columbia
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Bakar Rumah-Rumah Palestina Saat Pasukan Israel Terus Menyerang