Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa Depanmu Tanggung Jawabmu (Oleh : dr. Gamal Albinsaid)

Rana Setiawan - Jumat, 18 Agustus 2017 - 13:50 WIB

Jumat, 18 Agustus 2017 - 13:50 WIB

244 Views

Anggota DPR RI dr. Gamal Albinsaid.(Foto: doc. MINA)

(Foto: Istimewa)

Oleh : dr. Gamal Albinsaid; Motivator Muda Mendunia, CEO Indonesia Medika

  

“Masa depanmu itu tanggung jawabmu.” (dr. Gamal Albinsaid)

Bismillahirrahmanirrahim….

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Bilal bin Rabbah Radliyallahu Anhu rela dilecut, ditindih batu panas dan ditidurkan di padang pasir pada siang hari hanya untuk mempertahankan kata ‘Ahad’ artinya Allah itu satu. Hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata “Bilal, aku sudah mendengar suara terompahmu di surga.”

Ketika Agresi Militer Belanda II, Jenderal Sudirman baru saja operasi karena sakit TBC dan paru-parunya tinggal 1, Pak Karno bilang, “sudahlah Pak Dirman, istirahat saja, pulang saja”. Apa jawabannya? “Yang sakit Sudirman, jenderal besar tidak pernah sakit”.

Lance Amstrong, pebalap sepeda yang menderita kanker testis, harapan hidup hanya 40 persen, divonis mati dalam waktu 5 tahun. Tapi 18 bulan kemudian ia kembali ke turnamen dan mejuarai Tour de France 7 tahun berturut-turut. Walaupun pada akhirnya banyak gelarnya dicabut karena kesalahan yang ia lakukan.

Korous Mozouni, seorang anak berusia 12 tahun mencalonkan diri sebagai presiden di Timur Tengah, idenya luar biasa, “Kalau saya menjadi presiden, saya akan membeli pulai Hawai, lalu saya pindahkan warga Israel ke pulau Hawai, sehingga Palestina mendapatkan kembali tanah airnya”.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Leicester City, klub kecil, miskin, tidak punya pemain bintang, stadion kecil, tapi berhasil menjadi juara Liga Inggris mengalahkan klub-klub raksasa dunia, hingga banyak orang mengatakan ini seperti kisah dongeng. Liu Wei, asal Beijing  dan Alexei Romanov asal Rusia, tanpa lengan, mampu menjadi pianis besar hanya dengan kaki-kakinya.

Sabar Subadri, hidup tanpa lengan, mampu menjadi pelukis internasional. Qian Hongyan of Kunming, dari Cina, atlet basket dan renang tanpa kaki. Helen Keller, seorang tuna netra dan tuna rungu pertama yang menjadi dosen, aktivis politik, dan penulis Amerika Serikat.

Muadz, seorang anak tuna netra dari Mesir yang hafal Al-Quran, apa yang dia katakan “Dalam shalatku, aku tidak pernah meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku, Anda tahu kenapa? Agar bisa menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan, sehingga Allah meringankan perhitungan pada hari tersebut. Nanti saat saya berdiri di hadapan-Nya, takut, dan gemetar, dan Dia akan bertanya “Apa yang sudah kau lakukan dengan Al-Quran ini? Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya”.

Layaknya bunga yang tidak bisa memilih di mana ia tumbuh, kita juga tidak bisa memilih di keluarga siapa dan bagaimana kita dilahirkan. Tapi, siapakah orang yang paling menyesal dalam hidup ini? Apakah yang lahir dari keluarga miskin dengan berbagai kekurangan, bukan. Melainkan mereka yang belum mempersembahkan yang terbaik yang mereka bisa. Masa depanmu itu tanggung jawabmu, jangan jadikan orang tua, keluarga, lingkungan, bakat, usia sebagai pembenaran akan kegagalanmu. Apakah Anda masih punya alasan?

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

“Jangan jadikan orang tua, keluarga, lingkungan, bakat, usia sebagai pembenaran akan kegagalanmu.” (dr. Gamal Albinsaid)

(A/R01/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Breaking News
Kolom