Bogor, MINA – Prodi Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Asesor BAN PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF), Masitowati Gatot mengatakan, lembaga PAUD memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi emas pada masa bonus demografi mendatang.
“Bonus demografi akan terjadi di Indonesia pada tahun 2030-204, bisa menjadi harapan dan bisa juga menjadi bencana. Pilihan menjadi harapan atau bencana itu ditentukan oleh kesiapan keluarga dalam menyiapkan pendidikan usia dini pada anak-anaknya,” kata Masitowati saat webinar nasional dengan tema “Mempersiapkan Generasi Emas di Masa Bonus Demografi” diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Selasa (21/7).
Masitowati mengatakan, ibu memiliki peran penting menjadi kemajuan generasi muda, pendidikan anak usia dini sangat penting menjadi pondasi umat muslimin. Lembaga PAUD memiliki peran strategis dalam menyiakan generasi emas pada masa bonus demografi mendatang menyoroti soal kompetensi guru-guru PAUD.
Dari data yang diperoleh, Masitowati menyebutkan jumlah guru PAUD formal sebanyak 235.814 orang, baru 69 persen berpendidikan sarjana. Sementara guru PAUD non formal, dari jumlah guru sebanyak 183.760 orang, baru 32 persen yang berpendidikan sarjana.
Baca Juga: Indonesia-Kanada Perkuat Kerja Sama Beasiswa di Universitas McGill
Masitowati mengingatkan Pendidikan Usia Dini tidak hanya tanggung jawab guru-guru PAUD. “Perlu dibangun kedekatan antara orangtua dan anak, guru dan anak didik, sehingga tumbuh kembang anak akan optimal.
Sementara Kepala Seksi Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Wembi Syarif Chan menjelaskan, pentingnya anak-anak usia dini mengenyam pendidikan PAUD.
“PAUD menjadi hal penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Usia 0-6 tahun merupakan usia keemasan (Golden Age). Maka perlu bagi anak-anak mendapat pendidikan PAUD,” imbau Wembi.
Menurutnya, tengah mengencarkan layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) melibatkan lintas sektoral yang tergabung dalam tim gugus tugas.
Baca Juga: Pesantren Shuffah Al-Jamaah Tasikmalaya Jalin Kerja Sama dengan UIN Syarif Hidayatullah
Dengan adanya tim gugus tugas ini, anak-anak usia dini tak hanya diperhatikan dalam hal pendidikan, melainkan juga perlindungan dan kesehatannya. “Misalnya soal stunting pada usia 0-2 tahun. Ini menjadi perhatian bersama,” jelas Wembi.
Karena begitu pentingnya PAUD ini, Pemkab Bogor berencana mewajibkan pada anak-anak usia 2-5 tahun. “PAUD akan menjadi syarat wajib sebelum masuk SD. Minimal satu tahun,” kata Wembi.
Kaitannya dengan bonus demografi, kata Wembi, PAUD menjadi pondasi awal dalam peningkatan SDM menuju generasi emas.
Dikatakan Wembi, negara-negara Asia pernah mengalami bonus demografi. Diantaranya sukses atau berhasil memanfaatkan bonus demografi. Negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi seperti Jepang pada tahun 1950, Korea pada 1970, dan Tiongkok pada 1990. (L/R4/RI-1)
Baca Juga: Rancang Baterai Kendaraan Listrik, Tim Peneliti UIN Ar-Raniry Raih Dana Hibah 5 Miliar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan