Paris, 11 Sya’ban 1428/8 Mei 2017 (MINA) – Masjid Agung Paris menyambut kemenangan tokoh sayap tengah Emmanuel Macron dalam pemilihan umum presiden Perancis yang berlangsung pada Ahad (8/5) waktu setempat.
Macron, mantan penasihat ekonomi untuk Presiden Francois Hollande, memenangi pemilu dengan suara telak yakni meraup 66,06% suara atas pesaingnya, tokoh sayap kanan Marine Le Pen, yang hanya mendapatkan 33,94% suara.
Persentase awal tersebut bisa berubah sedikit karena sejumlah kecil surat suara belum dihitung.
Pihak Masid Agung Paris mengatakan kemenangan Macron merupakan tanda bahwa Perancis bersatu dengan semua komponen spiritual dan agama dalam menghadapi ancaman perpecahan yang membebani bangsa.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Ini sebuah tanda harapan yang jelas bagi Muslim Prancis bahwa mereka dapat hidup harmonis dan menghargai nilai republik yang humanis, patriotik, demokratis, dan sekuler,” kata Masjid Agung dalam sebuah pernyataan.
Setelah pemilu putaran pertama 23 April lalu, Dalil Boubakeur, pemimpin atau rektor Masjid Agung Paris, menyeru hampir lima juta Muslim di negara tersebut untuk memilih Macron.
“Pilih di antara kandidat yang membela persaudaraan di antara warga negara, bukan perselisihan atau kebencian,” ujar Boubakeur.
Macron (39 tahun), menjadi presiden termuda dalam sejarah Republik Perancis. Mantan banker investasi itu berhaluan pro-Uni Eropa (UE). Sebaliknya, Le Pen (48 tahun) adalah pemimpin Partai Front Nationalis yang antimigran dan anti-Muslim dan ingin membawa Perancis keluar dari UE.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Hasil resmi pemilu akan diumumkan pada 10 Mei oleh Presiden Dewan Konstitusional, Laurent Fabius.
Macron secara resmi akan menjabat pada pertengahan Mei dan harus mempersiapkan pemilihan legislatif dua putaran pada bulan Juni. (R11/RS1)
Miraj Islamic Nees Agency/MINA
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu