Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Al-Aqsa Sepanjang 2020 Alami 18.526 Serbuan Yahudi

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 12 Januari 2021 - 15:03 WIB

Selasa, 12 Januari 2021 - 15:03 WIB

5 Views

(MEMO)

Yerusalem, MINA – Sebuah laporan Palestina yang mengkhususkan diri dalam urusan Yerusalem menyebutkan, sepanjang tahun 2020 Masjid Al-Aqsa mengalami 18.526 serbuan dari orang-orang Yahudi ekstremis.

Ini berarti sama dengan sekitar 1.500 serangan tiap bulannya, dan sekitar 50 serbuan tiap harinya.

Menurut laporan tersebut, serangkaian peristiwa itu merupakan serangan yang belum pernah disaksikan Yerusalem sebelumnya. Quds Press melaporkan, Senin (11/1).

“Para pemukim terus melakukan serangan harian ke Al-Aqsa, kecuali Jumat dan Sabtu setiap peknnya, selama dua periode pagi dan sore hari, melalui Gerbang Maghariba, yang kunci-kuncinya telah dikendalikan oleh otoritas pendudukan sejak pendudukan Yerusalem,” bunyi laporan.

Baca Juga: Kepala Mata-Mata Israel Mudur di Saat Rudal Iran Menyerang

Serangan meningkat sat periode hari raya Yahudi, dan mereka yang menyerbu Al-Aqsa dengan sengaja melakukan ritual di alun-alunnya.

Sementara otoritas pendudukan terus mengejar jamaah warga Muslim sekitarnya dan menangkap mereka, mencegah mereka masuk, menahan kartu identitas, dan melakukan penggeledahan di pintu dan alun-alun Al-Aqsa.

Otoritas pendudukan juga terus berupaya untuk memaksakan kendali atas aula shalat di gerbang Al-Rahma, melalui pengadilan pendudukan dan melalui serangan berulang kali ke dalamnya.

Laporan juga mengkonfirmasi, otoritas pendudukan terus menggunakan metode deportasi dari kota Yerusalem, terhdap puluhan ulama, tokoh nasional serta warga Yerusalem, untuk periode mulai dari dua hari hingga enam bulan.

Baca Juga: Sedikitnya 499 Warga Israel di Rawat di Rumah Sakit Gegara Serangan Balasan Iran

Pusat Informasi Wadi Hilweh memantau setidaknya 375 keputusan deportasi, terdiri dari 315 dari Masjid Al-Aqsa, 15 dari Yerusalem, 33 dari Kota Tua, 4 dari Tepi Barat, 8 larangan perjalanan, termasuk 15 anak di bawah umur dan 66 perempuan.

Menurut pusat tersebut, Januari, Juni dan September menyaksikan tingkat tertinggi keputusan deportasi, dan di antara yang dideportasi adalah kepala Otoritas Islam Tertinggi, Syaikh Ikrimah Sabri, Wakil Direktur Wakaf Yerusalem, Syaikh Najeh Bkirat, dan Gubernur Yerusalem yng dicegah memasuki Tepi Barat dan dipaksakan di tempat tinggalnya. (T/RS2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Kembali Bunuh 27 Warga Sipil Saat Menunggu Bantuan di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Khutbah Jumat
Timur Tengah
MINA Edu