Jakarta, MINA – Masjid At Tanwir Muhammadiyah yang berada di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, dibangun dengan konsep ramah lingkungan dan berkemajuan, menggunakan panel energi surya sebagai sumber tenaga listriknya.
“Aksi nyata mewujudkan keadilan iklim melalui energi terbarukan dapat disaksikan di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, khususnya di Masjid At Tanwir, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat,” ujar Direktur Eco Bhineka Muhammadiyah, Hening Parlan di Jakarta, pada Kamis (14/6).
Hening mengatakan, Muhammadiyah tidak berjalan sendirian, melainkan menjalin kolaborasi dengan Greenfaith dan lintas iman untuk gerakan penyelamatan lingkungan berbasis rumah ibadah.
“Masjid bukan hanya tempat suci berkomunikasi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui ibadah khusus, tapi masjid juga sebagai pusat pengetahuan dan pusat gerakan aktualisasi perintah Allah untuk keadilan iklim,” tambahnya.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Menurutnya, masjid dengan konsep modern ini telah menggunakan solar atas sebagai sumber energi alternatifnya. Selain itu, setiap ruangan banyak bukaan-bukaan, sehingga tidak banyak menggunakan lampu, namun cahaya didapatkan dari sinar matahari.
Dia mengimbuhkan, tidak hanya solar atap dan konsep terbuka yang ramah terhadap cahaya matahari, gedung ini juga memiliki saluran pengelolaan air limbah yang digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan kendaraan.
“Langkah nyata ini mampu mengurangi biaya pemakaian listrik dari fosil. Jika solar panelnya berfungsi secara maksimal, biaya pengeluaran listrik per bulannya bisa lebih hemat Rp 15 juta, dari yang biasanya lebih dari Rp 40 juta per bulan,” ungkapnya.
Hening yang juga Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah ini mengungkapkan, konsep yang diusung Muhammadiyah dalam membangun tempat ibadah berkonsep ramah lingkungan dilandasi spirit Surat Al-Maun, karena termasuk dalam gerakan melestarikan lingkungan.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
“Al-Maun salah satu surat di dalam Al-Qur’an yang menjadi spirit gerakan Muhammadiyah memperhatikan dan menyantuni saudara-saudara kita yang fakir, miskin dan yatim. Kini berkembang menjadi ‘Green Al-Maun’, di mana Muhammadiyah melihat fakir, miskin, dan yatim akibat terdampak krisis iklim,” kata Hening.
Selain itu, lanjutnya, Muhammadiyah memiliki Majelis Lingkungan Hidup sejak 18 tahun lalu, dengan harapan Muhammadiyah berkontribusi menyadarkan umat lebih peduli lingkungan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri