Masjid Bersejarah Istanbul Tingkatkan Kesejahteraan Tunawisma

Rumah bagi para jamaah Muslim, sebuah masjid bersejarah, di distrik Beyoglu, Istanbul, Turki, menjalankan misi baru, yaitu bekerja untuk kesejahteraan para tunawisma atau gelandangan.

Masjid di pusat distrik yang padat penduduknya ini menyediakan shower, pakaian, dan makanan gratis bagi para tunawisma atau orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal.

Bernama – rumah ibadah Muslim kecil di distrik Beyoglu yang berasal dari abad ke-17 – masjid tersebut telah menjadi tempat harapan dan tempat berlindung sementara bagi puluhan pemuda yang tidur di kota metropolitan.

Melalui upaya imam filantropisnya, Osman Gokrem (52) yang telah bekerja di masjid selama 17 tahun, individu tunawisma memiliki kesempatan untuk memenuhi lebih banyak kebutuhan dasar mereka.

“Ini adalah satu-satunya masjid di seluruh negeri tempat setidaknya 50 orang tunawisma dapat mandi gratis setiap hari,” kata Gokrem kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif seperti dilansir Yeni Safak, Ahad (30/6).

Proyek, yang dirancang oleh pemimpin ibadah – yang mengabdikan hidupnya untuk menyediakan bantuan bagi orang yang membutuhkan – dimulai pada 2017 ketika pemanas air untuk mandi dipasang di dalam masjid.

“Awalnya, tiga hingga lima orang datang dan mandi di sini. Sekarang naik menjadi setidaknya 50 orang setiap hari. Ada juga beberapa tunawisma yang datang dari seluruh kota untuk mandi,” ujarnya.

Sifat gemar membantu imam yang tidak mementingkan diri sendiri selalu memotivasi dia untuk bergegas membantu orang yang membutuhkan.

“Saya selalu bertanya-tanya di mana mereka bisa mandi, di mana mereka bisa makan, bagaimana mereka membeli apa yang mereka butuhkan, karena tidak ada yang menghendaki mereka. Ketika seorang gelandangan pergi ke sebuah tempat pangkas rambut, si tukang cukur tidak membiarkan mereka masuk. Bukan karena mereka tidak punya uang, tetapi karena mereka kotor dan berbau. Hamams (pemandian umum Turki) melakukan hal yang sama, mereka tidak mengizinkan mereka masuk,” kata Gokrem.

Berkat dukungan para donor, imam juga memberikan makanan gratis setiap Sabtu di masjid, yang buka 24 jam setiap hari, dan menyumbangkan pakaian.

Potong rambut gratis

Di tengah jadwalnya yang sibuk sebagai imam, ia juga mencukur dan memberikan layanan potong rambut gratis kepada para pemuda untuk meningkatkan peluang mereka berintegrasi kembali ke masyarakat.

“Saya mencukur 15-20 orang tunawisma pada Sabtu ini. Jika kami berpikir bukan urusan kami untuk mencukur mereka atau memotong rambut mereka, maka kami akan kehilangan mereka,” terangnya, menekankan pentingnya membantu orang yang membutuhkan.

Membantu mereka menemukan pekerjaan adalah bagian lain dari proyek Gokrem yang dirancang sendiri. Ketika mereka mendapatkan pekerjaan, Gokrem membiarkan mereka tidur di masjid selama lebih dari sebulan sampai mereka mampu membeli apartemen sendiri.

“Ketika mereka memberi tahu saya ‘saya mendapat pekerjaan,’ saya diam-diam pergi ke tempat kerja mereka untuk mengecek apakah itu benar atau tidak,” ujarnya.

Saat ini, masjid bersejarah itu menampung lima orang pada malam hari.

Gokrem mengatakan banyak orang ragu-ragu untuk mendekati seorang tunawisma untuk membantu mereka, karena mereka khawatir dengan reaksinya.

“Orang-orang sering berpikir jika seseorang tinggal di jalanan, ia pasti pencuri, mungkin akan menyerang mereka, membawa pisau, atau memiliki masalah mental.”

Sentuhan tulus

“Anda membutuhkan kesabaran, cinta, dan belas kasihan untuk membantu mereka. Anda perlu menunjukkan empati pada mereka,” kata Gokrem.

Ada banyak alasan mengapa seseorang menjadi tunawisma, ia menekankan, menambahkan siapa pun bisa menjadi tunawisma suatu hari nanti.

“Orang-orang yang dulu kaya atau orang-orang dengan karier yang baik bisa menjadi tunawisma. Anda mendapat gaji hari ini, tetapi Anda tidak tahu apa yang akan terjadi pada Anda besok. Mereka juga manusia dan punya alasan untuk tidur di jalanan.”

Dia juga mendengarkan masalah mereka dan mencoba membantu menyelesaikannya, kadang-kadang menyatukan mereka kembali dengan anggota keluarga mereka.

Sang imam meminta setiap orang, tidak peduli tingkat ekonomi dan pendapatan mereka, untuk melakukan sesuatu bagi orang yang membutuhkan dan yang tidak memiliki rumah.

“Datang ke sini dan bagikan sendiri persediaannya,” ajaknya. “Lakukan sesuatu secara pribadi. Saya menentang sumbangan yang hanya dilakukan melalui rekening bank. Orang kaya perlu melihat ke mata orang miskin dan mengundang mereka ke rumah mereka untuk memahami situasi mereka.”

Imam mengakhiri wawancara dengan mengutip sebuah ayat dari Al-Quran: “Siapa pun yang menyelamatkan satu nyawa itu seperti menyelamatkan seluruh dunia.” (AT/R11/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Syauqi S

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.