Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid Jadi Benteng Ekonomi Umat: Kemenag-Baznas Luncurkan Program Lawan Pinjol dan Judol

Zaenal Muttaqin Editor : Widi Kusnadi - 42 detik yang lalu

42 detik yang lalu

0 Views

Bimbingan teknis pendamping BMM-MADADA, di Semarang (Foto: Istimewa)

Semarang, MINA — Kementerian Agama (Kemenag) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Baznas Microfinance Masjid (BMM) – Masjid Berdaya Berdampak (MADADA), Jumat (26/9).

Program ini menegaskan peran masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi umat sekaligus tameng dari jeratan pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, menegaskan maraknya pinjol dan judol kini menjadi ancaman serius bagi ketahanan ekonomi keluarga. Ironisnya, banyak penerima bantuan sosial pemerintah justru terjebak praktik tersebut.

“Dua mata rantai ini merusak masyarakat. Melalui BMM-MADADA yang dikelola takmir masjid, kita bisa meminimalisasi warga agar tidak terjerumus pinjol dan judol,” kata Arsad dalam Bimbingan Teknis Pendamping BMM-MADADA di Semarang.

Baca Juga: Maemuna Center Indonesia Luncurkan Sistem Donasi Digital untuk Pembangunan RSIA di Gaza

Sebanyak 34 takmir masjid dari DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mengikuti pelatihan khusus agar mampu mendampingi dan mengawal pelaksanaan program di daerahnya.

Arsad menekankan, BMM-MADADA memperluas fungsi masjid menjadi pusat sosial dan ekonomi. Dana umat yang dikelola takmir akan disalurkan secara bergulir kepada warga yang memiliki usaha tetapi terkendala modal.

“Banyak umat punya ide usaha, tapi tersendat modal. Skema pinjaman lunak ini tanpa bunga, sehingga tidak menjerat seperti pinjol. Uang yang kembali akan digulirkan lagi ke warga lain. Masjid bisa jadi garda ekonomi umat sekaligus benteng dari pembiayaan ilegal,” tegasnya.

Wakil Ketua Baznas Jawa Tengah, Zain Yusuf, menambahkan pihaknya menyalurkan 50 persen dana zakat untuk kebutuhan konsumtif, dan sisanya untuk program produktif seperti pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi.

Baca Juga: Foto Prabowo Muncul di Billboard Kampanye Normalisasi dengan Israel 

“Untuk mustahik produktif, kami punya 23 jenis pelatihan. Paling banyak diminati bidang konstruksi, seperti tukang kayu dan tukang batu. Peserta juga ikut uji kompetensi bersama Kementerian PUPR agar siap bersaing di dunia kerja,” jelas Zain.

Ia menekankan pentingnya pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di setiap masjid guna memastikan pengelolaan dana umat berjalan transparan dan akuntabel.

“Dengan model ini, BMM-MADADA diproyeksikan jadi contoh transformasi fungsi masjid di Jawa Tengah dan daerah lain,” tegas Zain. []

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Hari Ini Udara Jakarta Tidak Sehat, Indeks Tembus 156

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
Indonesia