Gaza, MINA – Masjid bersejarah Agung Omari merupakan masjid tertua dan terbesar di Jalur Gaza, Palestina, menjadi salah satu dari banyaknya bangunan yang hancur akibat serangan rudal Zionis Israel.
Jalur Gaza menjadi kawasan yang mencekam setelah Israel menyerang Palestina. Ribuan rumah warga dan fasilitas umum seperti sekolah, kampus hingga rumah sakit turut menjadi sasaran yang digempur Israel.
Tak hanya itu, peperangan yang menyita perhatian dunia ini juga menghancurkan banyak situs warisan budaya di Palestina.
Dikabarkan Arab News, Ahad (10/12) berbagai kekayaan budaya termasuk perpustakaan, galeri seni, dan artefak bersejarah ikut hancur akibat serangan Israel. “Saya masih hidup, tapi tidak ada kehidupan,” kata seorang seniman yang tinggal di Gaza kepada Arab News tanpa menyebut nama.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
“Situasinya sangat sulit dan menakutkan. Tidak ada makanan atau air minum yang tersedia. Kita mati perlahan,” lanjut seniman ini.
Menurut data terbaru yang dirilis Pemerintah Palestina, hingga saat ini Israel telah membunuh lebih dari 17.177 orang, termasuk sekitar 7.000 diantaranya adalah anak-anak, dikutip MEMO.
Banyak bangunan bersejarah yang hancur akibat serangan Israel. Perpustakaan Kota Gaza dan Pusat Kebudayaan Rashad Al-Shawa kini kondisinya memprihatinkan karena telah dirusak oleh penembakan dan baku tembak setelah hampir dua bulan perang.
Perpustakaan Kota Gaza ini merupakan tempat pertemuan antara Presiden AS saat itu Bill Clinton dan Yasser Arafat 25 tahun yang lalu.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Pesawat Israel menargetkan serangan rudal ke gedung perpustakaan umum hingga dampaknya menjadi puing-puing dan menghancurkan ribuan buku hingga dokumen yang mencatat sejarah dan perkembangan kota tersebut.
Di perpustakaan ini juga terdapat ruang kursus bahasa dan fasilitas perpustakaan lainnya yang ikut hancur. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian