Bangui, 1 Sha’ban 1435/30 Mei 2014 (MINA) – Sekelompok pemuda Kristen di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah, menjarah dan menghancurkan sebuah masjid serta membarikade jalan-jalan dengan membakar ban.
Serangan Kamis (29/5) yang tidak memakan korban itu adalah pembalasan serangan Rabu terhadap Gereja Notre-Dame de Fatima, pusat kota Bangui, yang merupakan serangan terbesar terhadap gereja di mana kelompok bersenjata Muslim Seleka disalahkan, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Serangan terhadap gereja adalah serangan langka terhadap rumah ibadah, sebab sebelumnya kelompok Muslim tidak pernah menyerang gereja, berbanding terbalik dengan milisi Kristen yang telah banyak membakar dan menghancurkan masjid-masjid Muslim.
Pasukan penjaga perdamaian Afrika dan Eropa yang berpatroli di negara itu, dianggap telah gagal menghentikan kekerasan.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sebastien Wenezoui, seorang pemimpin milisi Kristen Anti-Balaka, menuduh pasukan internasional meninggalkan gereja ketika diserang.
“Ini sangat menyedihkan. Apa yang paling menyakitkan kami adalah Perancis dan MISCA di sini untuk melindungi penduduk sipil, tetapi ketika kami memanggil tentara Burundi, mereka tidak datang,” kata Wenezoui kepada kantor berita Reuters.
Komentarnya itu diamini oleh pendeta Katolik di gereja, Jonas Bekas, yang mengatakan pasukan penjaga perdamaian lambat menanggapi panggilan paniknya dan pendeta lainnya.
Dari 2.000 tentara Perancis yang dikerahkan untuk Republik Afrika Tengah, 700 ditugaskan untuk berpatroli di jalan-jalan kota Bangui dengan kendaraan lapis baja ringan, namun tetap saja kota itu masih dicengkeram kekerasan.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Krisis di bekas koloni Perancis itu telah memaksa hampir satu juta orang pergi dari rumahnya, dan hampir 100.000 orang mencari perlindungan dilandasan bandara Bangui yang dijaga oleh tentara Perancis dan negara Eropa lainnya. (T/P09)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa