Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat Klaten Kembali Gelar Tradisi Ya Qowiyu

Widi Kusnadi - Sabtu, 17 September 2022 - 22:26 WIB

Sabtu, 17 September 2022 - 22:26 WIB

26 Views

Klaten MINA – Masyarakat di Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kembali menggelar tradisi Ya Qowiyu, setelah beberapa tahun absen karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia internasional.

Tradisi upacara Yaa Qowiyyu digelar setiap bulan Safar (bulan kalender Islam) sebagai peringatan hari wafatnya Kiai Ageng Gribig. Demikian keterangan resmi pemerintah daerah Kabupaten Klaten, Sabtu (17/9).

Keunikan tradisi Ya Qowiyu terletak pada penyebaran “apem” pada upacara puncak. Apem adalah makanan khas orang Jawa yang terbuat dari beras, tepung dengan potongan kelapa di tengahnya.

Untuk gelaran tahun 2022 ini, panitia menyiapkan sekitar empat ton apem yang kemudian disebar kepada masyarakat yang datang ke lokasi.

Baca Juga: Transaksi Judi Online di Indonesia Mencapai Rp900 Triliun! Pemerintah Siap Perangi dengan Semua Kekuatan

Upacara tersebut dihadiri oleh gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Koordinasi (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, dan Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Ganjar Pranowo mengatakan, suasana meriah dalam gelaran tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu di Kompleks Makam Kiai Ageng Gribig, Jatinom, Klaten, akhirnya kembali bisa digelar setelah hampir tiga tahun tertunda.

Acara Yaa Qawiyyu merupakan simbol persatuan umat. Acara diisi doa-doa agar masyarakat diberi keberkahan dan kekuatan agar kita semua bisa bangkit kembali pasca pandemi.

“Antusiasme masyarakat luar biasa hari ini. Saya merasakan seperti tiga atau empat tahun yang lalu ya. Suasananya sudah kembali meriah. Masyarakatnya berkumpul dan berbahagia,” ungkap Ganjar.

Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar

Tradisi Ya Qowiyu sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram, pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo.(R/P2/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah

Rekomendasi untuk Anda