Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayoritas Warga AS Tolak Keterlibatan Militer Negaranya dalam Konflik Israel-Iran

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 27 detik yang lalu

27 detik yang lalu

0 Views

Demo warga AS protes Trump. (ualrpublicradio)

Washington, MINA – Sebuah jajak pendapat terbaru yang dirilis oleh YouGov/Economist menunjukkan mayoritas warga Amerika Serikat menentang keterlibatan militer negaranya dalam konflik yang memanas antara Israel dan Iran. Hasil survei ini menggarisbawahi semakin kuatnya keengganan publik terhadap campur tangan militer di luar negeri, termasuk dalam konflik yang melibatkan sekutu utama seperti Israel.

Dilaporkan oleh Middle East Monitor, Jumat (20/6), survei yang dilakukan pada 13-16 Juni 2025 ini mencatat 60 persen responden menyatakan penolakan terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik tersebut, sementara hanya 16 persen yang mendukung.

Di antara kelompok Partai Republik, 53 persen responden menyatakan tidak mendukung keterlibatan militer, sementara hanya 19 persen memberikan dukungan. Angka ini menunjukkan perubahan sikap yang signifikan di kalangan pemilih Republik, yang secara historis dikenal memiliki afiliasi kuat dengan kebijakan pro-Israel.

Hasil jajak pendapat ini muncul di tengah kekhawatiran yang meningkat di Washington, bahwa Amerika Serikat bisa terseret lebih jauh dalam eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Serangan yang tidak beralasan terhadap Republik Islam Iran pada pekan lalu semakin menambah kompleksitas situasi.

Baca Juga: Israel Masuk “Daftar Hitam” PBB atas Pelanggaran Berat terhadap Anak-anak di Gaza

Meskipun dukungan diplomatik dan logistik untuk Israel tetap kuat, pemerintahan Presiden Donald Trump sejauh ini memilih untuk tidak mengambil langkah militer langsung. Sikap ini mencerminkan kehati-hatian dalam menyikapi tekanan domestik dan internasional untuk menghindari keterlibatan lebih dalam konflik di Timur Tengah.

Temuan ini diharapkan menjadi perhatian utama bagi pembuat kebijakan di AS, yang terus menghadapi dilema antara menjaga hubungan strategis dengan sekutunya dan memenuhi tuntutan publik yang menginginkan pendekatan lebih non-intervensi. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ratusan Akademisi Seru Universitas Stellenbosch Afsel Bela Palestina

Rekomendasi untuk Anda