Seoul, MINA – Manajemen perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat (AS), McDonald’s di Korea Selatan mengatakan pada hari Ahad (3/9), pihaknya telah menghentikan penjualan burger bulgogi di seluruh Korea Selatan dan mengungkapkan penyesalan mendalam atas atas adanya sekelompok anak sekolah dan guru yang jatuh sakit setelah mengkonsumsi burger bulgogi itu.
Pada 25/8 pekan lalu, tujuh siswa sekolah dasar dan guru mereka yang mengeluh kepada McDonald’s, bahwa mereka menderita penyakit enteritis setelah makan burger bulgogi di restoran McDonald di Jeonju, sekitar 240 kilometer selatan Seoul.
“Kami sangat menyesal bahwa pelanggan yang mengunjungi restoran di daerah Jeonju menderita sakit dan berharap pelanggan cepat pulih,” kata McDonald’s dalam sebuah pernyataan berbahasa Inggris seperti dilaporkan kantor berita Yonhap yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Perusahaan menganggap hal itu sangat serius dan dengan demikian memutuskan untuk sementara menghentikan penjualan burger bulgogi di restoran di seluruh negeri, mulai hari Sabtu (2/9).
Bulgogi, adalah daging sapi panggang atau daging babi panggang, merupakan salah satu masakan paling populer di kalangan orang Korea. McDonald’s Korea mengatakan, burger-burger bulgoginya terbuat 100 persen dari daging babi Korea dan tidak mengandung daging sapi.
Kementerian Keamanan Pangan dan Obat telah melakukan sebuah penyelidikan untuk menemukan penyebab penyakit ini.
McDonald’s mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan tim investigasi pemerintah Korea Selatan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit pada pelanggan yang mengunjungi restoran di Jeonju. Dan penghentian penjualan burger merupakan tindakan pencegahan sebelum mengungkap penyebab pasti penyakit tersebut.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Ditambahkan, pihaknya menerapkan setiap tindakan yang diperlukan untuk mendukung pemulihan pelanggan dan memperketat standar keselamatan pada keseluruhan perusahaan untuk prosedur distribusi, penyimpanan dan memasak di setiap restoran untuk keamanan pelanggan dan makanan.
Pada bulan Juli, seorang wanita mengajukan keluhan kepada Kejaksaan setempat terhadap McDonald’s, mengklaim bahwa anak perempuannya yang berusia 5 tahun ginjalnya rusak permanen setelah makan burger Happy Meal yang disajikan dengan daging setengah matang. Beberapa keluarga lain dan perorangan juga mengajukan keluhan. Setidaknya lima orang saat ini mengaku sebagai korban McDonald’s. (T/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
l
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan