Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 41 menit yang lalu

41 menit yang lalu

6 Views

Ilutrasi: Konvoi militan Sudan di daerah terpencil. (Gambar: dok. Khaama Press)

New Delhi, MINA – Laporan media asing menunjukkan bahwa kelompok paramiliter yang dikenal sebagai Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan telah membantai penduduk desa di wilayah selatan.

Hindustan Times melaporkan pada Selasa (18/2), lebih dari 200 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan terhadap desa-desa di Sudan selatan.

Menurut laporan tersebut, para militan RSF, yang terlibat dalam konflik selama hampir dua tahun dengan tentara Sudan, baru-baru ini menargetkan penduduk desa sipil di daerah-daerah yang tidak memiliki kehadiran militer.

Sebuah kelompok pemantau perang menyatakan, militan Sudan menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dalam serangan tiga hari terhadap desa-desa di selatan negara itu.

Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza

Laporan menunjukkan bahwa militan RSF telah menyerang Desa Al-Kadris dan Al-Khalwat di Negara Bagian Nil Putih selama tiga hari terakhir, melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Organisasi pemantau perang juga melaporkan bahwa selama serangan itu, pasukan RSF terlibat dalam “eksekusi, penculikan, penghilangan paksa, dan penjarahan,” yang mengakibatkan ratusan orang terluka atau hilang.

Sudan yang terletak di Afrika timur laut, telah mengalami konflik internal yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak April 2023, negara tersebut terlibat dalam perang mematikan antara pasukan Abdel Fattah al-Burhan, komandan tentara, dan Mohamed Hamdan Dagalo, komandan RSF.

Perang ini telah mengakibatkan puluhan ribu kematian, membuat lebih dari 12 juta orang mengungsi, dan telah digambarkan oleh Komite Penyelamatan Internasional sebagai salah satu krisis kemanusiaan paling mematikan, juga menyebutnya sebagai “krisis kemanusiaan terbesar yang pernah tercatat hingga saat ini.”

Baca Juga: AS, Rusia Sepakat Bentuk Mekanisme Konsultasi untuk Redakan Ketegangan

Konflik yang sedang berlangsung telah memperburuk situasi kemanusiaan, yang menyebabkan pengungsian yang meluas dan kekurangan sumber daya penting yang parah.

Organisasi-organisasi internasional menyerukan gencatan senjata segera dan bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga sipil yang terkena dampak kekerasan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sisi Bertemu Presiden Kongres Yahudi Dunia di Kairo

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Afrika