Tel Aviv, MINA – Media Ibrani mengunkapkan, lebih dari 10.000 tentara pendudukan masih dirawat karena masalah kesehatan mental dan gangguan stres pascatrauma perang.
Penelitian dan laporan media Israel menunjukkan, perang selama 23 bulan telah memperburuk tingkat depresi dan gangguan psikologis di kalangan tentara dan pemukim. Quds Press melaporkan, Senin (1/9).
Fenomena tersebut kemungkinan akan meningkat seiring berlanjutnya pertempuran dan dampaknya, lanjut laporan.
Laporan menambahkan, adanya peningkatan kasus bunuh diri dan krisis psikologis yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan tentara. Hingga menjadi penyebab kematian terbanyak kedua dalam pertempuran setelah pertempuran langsung di lapangan.
Baca Juga: Ben-Gvir Perluas Izin Penggunaan Senjata untuk Pemukim Ilegal Israel
Radio Angkatan Darat Israel mengungkapkan bahwa 18 tentara telah melakukan bunuh diri sejak awal tahun 2025, dibandingkan dengan sembilan tentara selama paruh pertama tahun 2024.
Stasiun radio tersebut mengatakan, “Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah bunuh diri di kalangan tentara tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.”
Studi Israel baru-baru ini menyatakan, bunuh diri di kalangan tentara telah menjadi fenomena, terutama setelah Pertempuran Badai Al-Aqsa, akibat penyergapan, alat peledak, dan tembakan penembak jitu yang dialami tentara selama pertempuran melawan perlawanan Palestina di Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kondisi Dr. Hussam Abu Safiya di Penjara Israel Semakin Memprihatinkan