Tel Aviv, MINA – Media Israel Ynet melaporkan pada Ahad (16/3) bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk memecat Kepala Shin Bet Ronen Bar, dan memanggilnya untuk memberitahukan keputusan tersebut.
Kantor Netanyahu menyatakan, masalah tersebut akan diajukan untuk pemungutan suara dalam rapat kabinet pekan ini, yang secara efektif mengakhiri masa jabatan Bar di dinas keamanan internal.
Sumber-sumber di dalam Kantor Perdana Menteri mengindikasikan bahwa Netanyahu telah mendesak Bar untuk mengundurkan diri secara sukarela, tetapi ia menolak.
Bar yang sebelumnya mengakui kekurangan Shin Bet menjelang operasi 7 Oktober, telah menyatakan niatnya untuk tetap menjabat, setidaknya hingga bulan Mei. Ia telah mengadvokasi pembentukan komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki kegagalan kepemimpinan, Pasukan Pendudukan Israel (IOF), dan badan-badan keamanan. Sebuah langkah yang sangat ditentang Netanyahu.
Baca Juga: Pasukan Israel Tutup Pos Pemeriksaan Militer di Hebron
Dalam pernyataan yang direkam, Netanyahu mengatakan seiring berjalannya waktu, ia “semakin kehilangan kepercayaan” pada Bar, menekankan bahwa menjaga kepercayaan pada kepala badan keamanan itu penting selama masa perang.
Namun, keputusan untuk menyingkirkan Bar ini dapat digugat di pengadilan karena kekhawatiran atas potensi konflik kepentingan.
Dalam sebuah pernyataan, Ronen Bar mengatakan ia telah memberi tahu Netanyahu bahwa ia memiliki “beberapa penyelidikan sensitif” untuk diselesaikan, serta membebaskan tawanan Israel yang tersisa, sebelum mengajukan pengunduran dirinya dan menawarkan dua kandidat internal untuk menggantikannya.
Ia mengatakan masih berniat menyelesaikan tugas-tugas tersebut sebelum mengundurkan diri, menolak keputusan Netanyahu untuk menggulingkannya.
Baca Juga: UNICEF: Anak-anak Palestina Kekurangan Layanan Kebutuhan Dasar
Ketegangan antara Netanyahu dan Bar meningkat sejak pekan lalu, ketika ia secara terbuka menuduh kepala Shin Bet melakukan pemerasan.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X, Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah melewati “garis merah yang serius”, menuduh seorang mantan pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya, yang secara luas diyakini sebagai mantan kepala Shin Bet Nadav Argaman, telah mengeluarkan ancaman langsung terhadapnya.
Ia selanjutnya menuduh Bar mengatur kampanye media untuk menekannya atas keputusan mengenai kepemimpinan badan intelijen tersebut.
Pemecatan Bar terjadi saat Shin Bet sedang menyelidiki tuduhan bahwa beberapa penasihat dekat Netanyahu, yang bekerja di Kantor Perdana Menteri, telah bertindak atas nama Qatar.
Baca Juga: Malam Ke-17 Ramadhan, 60.000 Jamaah Shalat Tarawih di Masjidil Aqsa
Selain itu, badan tersebut telah menyelidiki klaim, bahwa seorang juru bicara Netanyahu membocorkan informasi palsu ke media internasional selama perang.
Para pengkritik berpendapat pemecatan tersebut bermotif politik. Pemimpin oposisi Yair Lapid menuduh Netanyahu bertindak untuk melindungi lingkaran dalamnya dari pengawasan.
Krisis politik dan keamanan di sekitar pemerintahan Netanyahu meningkat, usai penolakannya untuk membuka penyelidikan resmi atas serangan 7 Oktober. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: 70 persen Warga Israel Dukung Pemulangan Sandera daripada Lenyapkan Hamas