Tel Aviv, MINA – Saluran media resmi Israel Kan mengungkapkan, pada Selasa malam (30/6), bahwa peta yang disiapkan oleh Israel untuk rencana aneksasi akan mencakup tanah yang lebih luas daripada yang dinyatakan dalam peta Amerika Serikat.
Kan menyebutkan, “Israel telah mengusulkan tanah aneksasi yang terletak di sekitar pemukiman, di samping sekitar 20 permukiman dan pos-pos tak dikenal yang tidak muncul di peta aneksasi AS.” Quds Press melaporkan.
Menurut sumber yang sama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha mempertahankan persentase yang disebutkan dalam rencana AS untuk mencaplok 30 persen tanah Tepi Barat dan untuk mempertahankan 70 persen sisa rakyat Palestina.
Untuk tujuan ini, Netanyahu menyodorkan Palestina kompensasi, dengan sebidang tanah di daerah yang dikenal sebagai Gurun Judea di Tepi Barat .
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Peta Israel juga mempertahankan sebagian besar jalan seperti sekarang, menurut sumber itu.
Saluran tersebut juga mengutip sumber-sumber politik Israel, Netanyahu berusaha untuk mencaplok dua permukiman, yaitu Beit El (dekat Ramallah di tengah Tepi Barat) dan Shilo (antara Ramallah dan Nablus).
Netanyahu hendak memaksakan kedaulatan atas wilayah-wilayah itu dan merupakan sebagai bagian dari lobi Evangelis di Amerika Serikat.
Hingga Selasa, Netanyahu mengatakan untuk terus bekerja pada implementasi rencana aneksasi dalam beberapa hari mendatang .
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Pernyataan disampaikan setelah pertemuan dengan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Avi Berkowitz, dan Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman untuk membahas masalah aneksasi.
Netanyahu sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah akan mulai mencaplok pemukiman di Tepi Barat pada 1 Juli .
Namun dia mengisyaratkan bahwa tanggal ini bisa ditunda karena pertimbangan politik dan situasi pandemi Corona. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang