Tel Aviv, MINA – Sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza tidak mengalami penyiksaan atau perlakuan buruk oleh kelompok pejuang Palestina, media Israel melaporkan pada Senin (27/11).
Channel 12 Israel mengatakan, pihaknya bertemu dengan sejumlah kerabat sandera Israel yang dibebaskan oleh kelompok Hamas di Gaza yang menegaskan bahwa mereka tidak mengalami segala bentuk penyiksaan atau perlakuan buruk. Anadou Agency melaporkan.
Namun, saluran tersebut mengatakan para sandera hanya menerima makanan dalam jumlah terbatas.
“Dalam dua pekan terakhir, Gaza hampir kehabisan bahan makanan, sehingga mereka harus puas dengan beras dalam jumlah kecil, dan mereka sangat kelaparan,” lapor saluran tersebut.
Baca Juga: Lembaga Advokasi: Ada 10.800 Tahanan Palestina di Penjara Israel, 450 di Bawah 18 Tahun
Israel masih tidak mengizinkan sasndera yang dibebaskan untuk berbicara kepada media. Namun, ada pula kerabat mereka yang berbicara kepada media tanpa menyebut namanya.
Para sanderea di Gaza diizinkan mendengarkan saluran radio Israel.
Seorang dokter Israel yang memeriksa para sandera yang dibebaskan mengatakan bahwa mereka bergantung pada nasi, buncis, kacang-kacangan, dan roti, beberapa dari mereka mengalami penurunan berat badan.
“Salah satu tawanan kehilangan berat badannya sebesar 20 kilogram, yang satu kehilangan 9 kilogram, dan yang lainnya kehilangan 12 kilogram,” kata dokter.
Baca Juga: Enam Warga Gaza Syahid Ditembak Pasukan Israel Saat Tunggu Makanan
Pada tanggal 24 November, jeda kemanusiaan yang awalnya ditetapkan selama empat hari antara Israel dan faksi-faksi Palestina mulai berlaku pada pukul 7 pagi waktu setempat (GMT0500).
Perjanjian jeda kemanusiaan tersebut mencakup pembebasan 50 sandera Israel dari Gaza dengan imbalan pembebasan 150 warga Palestina yang ditahan Israel, serta masuknya ratusan truk bermuatan bantuan kemanusiaan, serta bantuan medis dan bahan bakar ke seluruh wilayah Jalur Gaza.
Pada Senin (27/11), Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan sementara selama dua hari tambahan.
Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Baca Juga: Hamas: Netanyahu Kalah Secara Mental
Sejak itu, serangan brutal Israel telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang, angka yang diyakini pihak pejuang Palestina jauh lebih sedikit dari jumlah tewas yang sebenarnya. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kantor Netanyahu Hancur Usai Serangan Iran, Butuh Empat Bulan Renovasi