Srinagar, MINA – Sumber-sumber media di wilayah pendudukan Kashmir melaporkan kepada Kashmir Media Service (KMS) bahwa lebih dari 30.000 orang Hindu terlatih telah tiba di Kashmir dalam dua pekan terakhir.
Beberapa kelompok lagi sedang dalam perjalanan melalui jalan darat dan udara. The News melaporkan Senin (20/7).
Dilaporkan, pengerahan warga India terlatih ini sebagai tindakan represif terhadap Muslim Kashmir pasca kejadian 5 Agustus tahun lalu.
Militer India juga mengunci ratusan kota dan desa, serta memaksa jutaan warga Kashmir terisolasi dengan alasan sebagai tindakan pencegahan untuk memerangi pandemi yang semakin meluas.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sumber mengungkapkan kepada KMS bahwa di tengah tindakan keras yang serius terhadap warga Kashmir ini, tentara India mengangkut ribuan orang terlatih itu yang berafiliasi dengan kelompok Hindu-nasional Hindutva melalui bus dan pesawat terbang setiap hari.
Orang-orang ini berafiliasi dengan berbagai kelompok teror Hindu seperti RSS, VHP, Shiv Sena, Hindu Vahini dan Panun Kashmir, yang dilatih dalam penggunaan pedang dan senjata api, seperti ditunjukkan dalam kerusuhan anti-Muslim di New Delhi awal Februari lalu.
Media setempat menyebutkan, kelompok Hindutva bekerja sama dengan polisi telah membunuh puluhan Muslim, melukai ratusan lainnya, dan membakar properti Muslim termasuk masjid dan tempat suci di ibukota India. Sementara pemerintah secara terbuka menunjukkan perilaku yang mendukung mereka.
Menurut seorang perwira polisi setempat, masuknya besar-besaran kelompokn Hindutva diawasi langsung oleh Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah dan Menteri Pertahanan, Rajnath Singh.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Menurut pejabat kepolisian, mereka ditampung di dalam kamp militer India dan kamp-kamp yang tersebar di lembah Kashmir.
Waseem Hassan, seorang warga Kashmir yang bepergian dengan pesawat dari Delhi ke Srinagar melaporkan di media sosial bahwa ia melihat sejumlah besar orang non-Kashmir dalam penerbangan. Mereka mengaku datang untuk menghadiri kursus komputer, sebuah klaim yang tidak masuk akal, menurutnya.
Hassan mengungkapkan bahwa dari semua penumpang hanya empat yang Kashmir.
“Karena penasaran, saya bertanya kepada beberapa dari mereka apa tujuan kunjungan Anda di tengah situasi yang kacau ini? Kebanyakan dari mereka menjawab bahwa mereka datang untuk kursus komputer,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Padahal semua institusi pendidikan ditutup. Saya hanya ingin tahu siapa yang melakukan kursus ini,” Hassan mempertanyakan. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu