Manchester, MINA – Katie Freeman adalah seorang wanita kulit putih Inggris yang menghabiskan hidupnya untuk melakukan kampanye anti Burqa atau anti hijab. Suatu saat, dia ditantang memakai hijab selama seminggu dalam sebuah program televisi lokal di Manchester, salah satu kota terpadat di Inggris.
Katie mengiyakan tantangan stasiun televisi Channel 4 yang membuat dokumentari “Pekanku Sebagai Muslim”, di mana wanita 42 tahun tersebut harus memakai hijab dan memakai hidung palsu menyerupai wajah wanita Pakistan.
Tidak hanya itu, Katie juga memakai gigi palsu dan didandani dengan kulit yang lebih gelap menyerupai perawakan Asia. Setelahnya, Katie hidup bersama keluarga dari Pakistan yang sudah lama tinggal di komunitas Muslim di Manchester.
Selama sepekan, dia harus tinggal bersama Saima Alvi (49) dan keluarganya untuk menjalani kehidupan sesuai dengan kebiasaan Muslim. Selama program syuting, kejadian serangan Manchester yang menyudutkan umat Islam kembali terjadi.
Baca Juga: Muslimah Produktif: Rahasia Mengelola Waktu di Era Digital
Katie hidup dan bersosial dengan keluarga Muslim lain dan berusaha berintegrasi dengan masyarakat yang dia akui “sulit karena hijabnya.” Namun sebelumnya, tantangan ini diterima Katie dengan alasan Ia ingin melihat pandangan dari apa yang selama ini dia tentang di kotanya.
Sebelumnya, Katie pernah mengatakan, “Melarang hijab, saya pikir akan membuat banyak orang merasa jauh lebih bahagia, jauh lebih aman. Saya tidak ingin duduk di samping mereka karena saya berasumsi mereka akan meledakkan sesuatu.”
Namun setelah mengikuti program selama seminggu, Katie mengakui banyak perubahan menjungkirbalikan persepsinya mengenai Muslimah selama ini. Dalam salah satu scene, Katie terlihat sedang berjalan di sekitar bar dan para pria yang tengah berada di dekatnya berteriak, “Apa kamu akan meledakkan kami?” sambil tertawa dengan teman-temannya.
Menanggapi dengan kaget kejadian tersebut, Katie mengatakan kepada Channel 4, “Itukah yang harus mereka hadapi sepanjang waktu? Apa salahnya aku berjalan di sana? Sama sekali tidak ada salahnya.”
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah
Kejadian seperti itu menimpa Katie dari waktu ke waktu selama sepekan memakai hijab kemana pun dia pergi. Hingga pada titik dia mengakui, “Ini mengerikan, saya merasa rentan, saya ketakutan, yang saya lakukan hanya berjalan melewatinya.”
Hingga di ujung akhir dokumentari, Katie berkesimpulan, “Anda tidak bisa menyalahkan seluruh umat Islam karena tindakan teror seseorang yang tidak berperasaan. Hanya karena mereka memilih untuk menjalani hidup mereka secara berbeda dengan saya, bukan berarti mereka tidak bisa berada di sini.”(T/RE1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga