DALAM perjuangan dakwahnya, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat mengalami berbagai macam tantangan, persekongkolan jahat, dan persekutuan kawasan yang hendak meredam dakwah Nabi.
Di antara persekongkolan hebat itu terjadi pada Perang Ahzab atau Perang Khandaq. Ahzab artinya pasukan yang bersekutu.
Pada perang ini, tidak seorang pun kaum Muslimpun keluar dari kota Madinah. Kaum Muslimin terkepung di dalam kota Madinah selama hampir sebulan, oleh gabungan pasukan kaum kafir Makkah yang bersekutu dengan kaum Yahudi sekitar Madinah.
Dalam keadaan menghadapi blokade kepungan pihak musuh Islam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagai pemimpin kaum Muslimin, memberikan motivasi akan datangnya kemenangan kelak. Ini tertuang dalam sabdanya, yang artinya, “Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, Allah pasti akan mengeluarkan kalian dari kesulitan yang sedang kalian hadapi ini. Bahkan aku berharap dapat melakukan thawaf dengan aman di sekitar Baitullah (Ka’bah) dan Allah akan menyerahkan kunci-kuncinya kepadaku. Allah pasti akan membinasakan Kisra dan Kaisarnya, serta harta mereka akan kita belanjakan di jalan Allah.” (H.R. Al-Baihaqi).
Baca Juga: Amalan Isra Mi’raj yang Dianjurkan Agar Meraih Pahala Besar
Disebutkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada sebagian harinya kala itu, saat berhadapan dengan musuh menunggu terbenamnya matahari. Kemudian beliau berdiri di hadapan para sahabatnya dan menyampaikan pesan bersemangat, yang artinya: ”Wahai manusia, janganlah kalian berangan-angan ingin segera berjumpa dengan musuh. Mohonlah kepada Allah keselamatan. Namun, bila kalian berhadapan dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahuilah bahwa surga berada di bawah bayang-bayang pedang.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menganjurkan para sahabatnya untuk memperbanyak doa agar diberi ketabahan, kekuatan dan kemenangan menghadapi musuh.
Imam An-Nawawi di dalam Kitab Al-Adzkar menyebutkan beberapa lafadzdoa agar kaum Mukminin mendapatkan kemenangan saat menghadapi musuh yang secara fisik jauh lebih banyak dan kuat. Kumpulan doa ini dikenal dengan Doa Al-Ahzab.
Di antara isi Doa Al-Ahzab:
Baca Juga: Sejarah Isra Mi’raj: Kisah Perjalanan Nabi Muhammad yang Menggetarkan Iman
اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
Artinya: “Ya Allah, yang menurunkan Kitab, yang menggerakkan awan dan yang menghancurkan pasukan bersekutu, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami untuk mengalahkan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nabi melanjutkan lagi :
اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Baca Juga: 15 Hikmah Isra Mi’raj untuk Kehidupan Sehari-hari, Nomor 3 Sering Dilupakan
Artinya: “Ya Allah, yang menurunkan Kitab, yang cepat perhitungannya, hancurkanlah pasukan bersekutu. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak-porandakanlah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkah dari doa yang kemudian sebagian ulama menyebutnya dengan Doa Al-Ahzab, Allah menurunkan pasukan-Nya berupa angin kencang alias taufan yang memporak-porandakan kemah-kemah pasukan musuh.
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tatkala menghadapi Ghazwah (Perang), beliau berdoa:
اللَّهُمَّ أنْتَ عَضُدِي وَنَصيرِي، بِكَ أحُولُ وَبِكَ أصُولُ، وَبِكَ أُقاتِلُ
Baca Juga: Doa Bulan Rajab Penuh Keberkahan yang Dianjurkan Rasulullah
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Pelindung dan Penolongku, dengan Engkau aku berusaha, dengan Engkau aku mengalahkan dan dengan Engkau aku berperang.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu. At-Tirmidzi menyebut hadits ini Hasan).
Pada waktu Ghazwah Khaibar menghadapi kekuatan terbesar Yahudi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanjatkan salah satu doa mustajab:
اللَّهُمَّ أنْتَ رَبُّنا وَرَبُّهُمْ، وَقُلُوبُنا وَقُلُوبُهُمْ بِيَدِكَ، وإنَّمَا يَغْلِبُهُمْ أنْتَ
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami dan Tuhan mereka, hati kami dan hati mereka ada di tangan-Mu, dan yang mengalahkan mereka hanyalah Engkau”. (H.R. Ibnus Sunni dari Jabir bin Abdullah).
Baca Juga: Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan, Apakah Bisa Digabung?
Pada hadits lain disebutkan:
يا مالكَ يَوْمِ الدّينِ، إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya: “Wahai Dzat yang Merajai hari Kiamat, hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.” (HR. Ibnus Sunni dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).
Dalam kesulitan Ghazwah (perang) yang luar biasa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun memunajatkan doanya untuk menambah kekuatan Allah:
Baca Juga: 7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab yang Wajib Diketahui Umat Islam
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ اْلحَلِيْمُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلحَلِيْمُ اْلكَرِيْمُ. سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ اْلعَرشِ الْكَرِيْم
Artinya: “Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Agung dan Penyantun, tidak ada Tuhan kecuali Allah, Tuhannya Arsy yang Agung, tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha suci Allah, Tuhan yang memiliki langit yang tujuh lapis dan Tuhan yang memiliki Arsy yang mulia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian dilengkapi juga dengan beberapa untaian permohonan, yang juga disebutkan di dalam Kitab Al-Adzkar, yang diriwyatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yakni:
حَسْبُنا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه العَزيزِ الحَكيم، ما شاء اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه، اعْتَصَمْنا باللّه، اسْتَعَنَّا باللّه، تَوَكَّلْنا على اللّه
Baca Juga: [POPULER MINA] Abu Ubaidah dan Global Sumud Flotilla
Artinya: “Cukup bagi kami Allah dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik Penolong. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah, kami berpegang teguh kepada Allah, dan kami memohon pertolongan kepada Allah dan kami bertawakkal kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
حَصَّنْتُنا كُلَّنا أجْمَعِينَ بالحَيّ القَيُّومِ الَّذي لا يَمُوتُ أَبَدَاً، وَدَفَعْتُ عَنَّا السُّوءَ بلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَليّ العَظيمِ
Artinya: “Kami memohon pertolongan kepada Allah, dengan Dzat yang Maha Hidup lagi Maha Tegak, yang tidak akan mati selama-lamanya. Engkau yang telah mencegah kejahatan dari kami dengan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (HR. Bukhari dan Muslim).
يا قَدِيمَ الإِحْسانِ, يا مَنْ إحْسانُهُ فَوْقَ كُلّ إِحْسان, يا مالِكَ الدُّنْيا والآخِرَةِ, يا حَيّ يا قَيُّومَ يا ذَا الجَلالِ والإِكْرَامِ, يا مَنْ لا يُعْجِزُهُ شَيْءٌ وَلا يَتَعاظَمُهُ,
Baca Juga: Usia Senja, Bukan Akhir Segalanya, Teruslah Berkarya
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Terdahulu kebaikan-Nya, Wahai Dzat yang kebaikan-Nya di atas segala kebaikan, Wahai Dzat yang Merajai dunia dan akhirat, Wahai Dzat yang Maha Hidup, Wahai Dzat yang Maha Tegak dan yang memiliki kemuliaan, Wahai Dzat yang sesuatupun tidak ada yang dapat melemahkan dan melebihi keagungan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
انْصُرْنا على أعْدَائنا هَؤُلاءِ وَغَيْرِهِمْ، وأظْهِرْنا عَلَيْهِمْ فِي عافِيَةٍ وَسلامَةٍ عامَّة عاجلاً
Artinya: “Tolonglah kami atas musuh-musuh kami dari mereka dan selainnya dan menangkanlah kami atas mereka dalam keadaan sehat dan selamat semuanya dan segera”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah itu, boleh juga ditambah doa-doa lainnya baik di dalam hadits lain maupun di dalam Al-Quran.
Baca Juga: Tiga Muslimah, Satu Bendera, dan Seruan Kemanusiaan dari “Titik Nol Kilometer” untuk Palestina
Boleh juga ditambahkan dengan doa-doa sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi dalam perjuangan kaum Muslimin, misalnya:
أَللَّهُمَّ احْيِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاِمَامَهُمْ بِجَمَاعَةِ اْلمُسْلِمِيْنَ اَيْ حِزْبِ الله حَيَاةً كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ قُوَّةً غَالِبَةً عَلَى كُلِّ بَاطِلٍ وَظَالِمٍ وَسُوْءٍ وَفَاحِشٍ وَمُنْكَرٍ
Artinya: “Ya Allah hidupkanlah muslimin dan imaamnya dengan Jama’ah Muslimin atau Hizbullah dengan kehidupan yang sempurna dan baik. Dan berilah rezki kepada mereka berupa kekuatan mengalahkan segala kebathilan, kedzaliman, kekejaman, keburukan dan kemungkaran”.
اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى بِلاَدِ فلِسْطِيْنَ خَاصَّةً وَفِى أَنْـحَاءِ بُلْدَانِ المْـُؤْمِنِيْنَ عَامّةً
Baca Juga: Hijrah Muslimah: Dimulai dari Niat, Dikuatkan dengan Ikhlas
Artinya: “Ya Allah, menangkanlah orang-orang Mukminin di negeri Palestina, dan Libanon, dan Irak, dan Afghanistan, dan Suriah, dan Rohingya, dan Yaman, pada khususnya, serta di negeri-negeri Mukminin pada umumnya”.
أَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ اليهود الصهاينة وَشُرَكَائِهِمْ وَشَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ أَللَّهُمَّ إِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Artinya: “Ya Allah keraskanlah pijakan-Mu atas orang-orang kafir Yahudi Israel dan sekutun-sekutunya, dan goncangkanlah mereka, dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak porandakanlah mereka”.
Dengan keikhlasan, kekhusyu’an dan kekuatan Doa Al-Ahzab terus-menerus, sebagai senjata terkuat umat Islam, maka kaum Muslimin mendapatkan kemenangan dari Allah.
Semoga kemenangan untuk perjuangan saudara-saudara kita di Gaza, Al-Aqsa, Palestina dan muslimin di negeri-negeri lainnya. Aamiin.
Mi’raj News Agency (MINA)