Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memalukan, Untuk Lepas Satu Sandera di Gaza Harus Libatkan Trump

Rudi Hendrik Editor : Arif Ramdan - Senin, 12 Mei 2025 - 21:05 WIB

Senin, 12 Mei 2025 - 21:05 WIB

36 Views

Presiden AS Donald Trump. (Gambar: X)

Tel Aviv, MINA – Berbagai kalangan mayoritas di Israel, baik di pemerintahan maupun oposisi, terkejut atas keterlibatan langsung Presiden Amerika Donald Trump untuk membebaskan seorang sandera di Gaza, Edan Alexander.

Pihak oposisi Israel mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena sikapnya yang kaku dalam menolak untuk melakukan kesepakatan dengan Hamas, dan lebih memilih opsi militer untuk membebaskan para sandera yang tersisa, terlepas dari kenyataan bahwa opsi itu terbukti gagal 20 bulan setelah perang genosida Israel, seperti yang diakui oleh orang Israel sendiri.

Pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan, “Pembebasan Aidan Alexander disambut baik dan menggembirakan bagi kami. Namun, hal ini membuat pemerintah Netanyahu harus berhenti pada titik ini dan melakukan kesepakatan yang luas dan komprehensif untuk membebaskan semua sandera agar dapat kembali ke rumah mereka.”

Dalam sebuah unggahan blog yang dipublikasikan di platform X, Lapid menganggap bahwa “laporan yang muncul dalam beberapa jam terakhir tentang pembukaan saluran komunikasi antara Hamas dan pemerintah AS merupakan kegagalan diplomatik yang memalukan bagi pemerintah dan pemimpinnya.”

Baca Juga: Genosida Israel: 13.000 Mahasiswa, 800 Pendidik, 150 Profesor Universitas Syahid

Sementara itu, Pemimpin Partai Demokrat, Jenderal Cadangan Yair Golan, menggambarkan kesepakatan antara Hamas dan pemerintah AS sebagai “rasa malu dan penghinaan bagi rakyat Israel dan pemerintah Netanyahu.”

“Saya terkejut bahwa seorang tentara Israel yang ditinggalkan oleh pemerintah membutuhkan seorang presiden Amerika untuk membebaskannya. Ini memalukan bagi sebuah pemerintahan yang meninggalkan putra-putranya dalam pertempuran,” ujar Golan dalam sebuah pidato di hadapan kerumunan keluarga para sandera di Ayalon Square di Tel Aviv.

Ia terkejut, bilamana ada seorang tentara Israel yang ditinggalkan oleh pemerintahnya sendiri dan membutuhkan seorang presiden Amerika untuk membebaskannya.

Harian Yediot Aharonot yang mengutip keluarga sandera melapokan, sudah jelas bahwa pemerintah Israel tidak ada hubungannya dengan pemulangan para sandera, menekankan bahwa perang tidak akan mengembalikan para sandera, dan pemerintah Benjamin Netanyahu harus mengakhiri perang serta mengembalikan semuanya.

Baca Juga: PBB Peringati Nakba: Abbas Desak Dunia Internasional Bertindak Akhiri Perang Gaza

Dalam pernyataan persnya, Alon Nimrodi, ayah dari sandera Tamir Nimrodi, mengatakan bahwa “Presiden AS Donald Trump harus mengambil posisi resmi untuk menekan Netanyahu agar menghentikan perang dan memulai perundingan yang komprehensif untuk mengembalikan semua tawanan Israel.”

Dia menunjukkan bahwa pembebasan Aidan Alexander harus menjadi awal dari negosiasi yang luas yang mencakup semua tahanan.

Sementara itu, Makabit Berman, bibi dari sandera Ziv dan Galleh Berman, mengkritik intervensi AS dalam pembebasan Aidan Alexander, dengan alasan bahwa “AS menyelamatkan Aidan, tetapi siapa yang akan menyelamatkan yang lain?”, dan menambahkan bahwa “Galleh dan Ziv tidak memiliki kewarganegaraan Amerika.” []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rubio Pertimbangkan Usulan Alternatif Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Rekomendasi untuk Anda