Membangun tekad adalah usaha sadar untuk mengembangkan keinginan yang kuat dan keteguhan hati dalam mencapai tujuan. Dalam kajian ilmiah, tekad sering dikaitkan dengan konsep motivasi, determinasi, dan disiplin diri. Manusia secara alami memiliki kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang bermakna, tetapi seringkali menghadapi berbagai rintangan psikologis dan sosial yang bisa menghambat tekad. Membangun tekad membutuhkan proses yang melibatkan pengelolaan emosi, pemahaman diri, serta kesediaan untuk tetap konsisten dalam menghadapi tantangan.
Dalam perspektif syari, tekad atau disebut juga “azm” dalam bahasa Arab, memiliki makna yang sangat mendalam. Al-Qur’an menekankan pentingnya tekad dalam menjalankan setiap ibadah dan amanah yang diberikan Allah Ta’ala. Salah satu ayat yang menunjukkan pentingnya tekad adalah dalam Surah Al Imran ayat 159, yang menjelaskan agar manusia bertawakal kepada Allah setelah berusaha sekuat tenaga. Tekad di sini bukan hanya sekadar keinginan, tetapi juga sebuah upaya maksimal yang dilandasi keyakinan kepada Allah Ta’ala. Tekad seperti inilah yang akan menggerakkan seseorang untuk terus berada di jalan yang lurus.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tekad berhubungan erat dengan daya tahan dan ketekunan seseorang. Orang dengan tekad yang kuat lebih mampu bertahan menghadapi kegagalan, karena mereka cenderung melihat kegagalan sebagai bagian dari proses menuju keberhasilan. Konsep ini sejalan dengan ajaran Islam, yang memandang kegagalan sebagai ujian dari Allah Ta’ala untuk menguji sejauh mana hamba-Nya mampu bersabar dan bertawakal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pentingnya kesabaran dalam berbagai situasi, dan ini berkaitan erat dengan kemampuan seseorang membangun tekad yang kokoh.
Kekuatan tekad juga berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi. Seseorang yang memiliki kontrol emosi yang baik biasanya lebih mampu menjaga tekadnya. Dalam Islam, menjaga emosi positif dan menghindari marah merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini dikarenakan emosi yang stabil membantu seseorang untuk tetap fokus pada tujuannya tanpa mudah teralihkan oleh hal-hal negatif. Dengan tekad yang kuat dan kontrol emosi yang baik, seorang Muslim bisa mencapai tujuan-tujuan hidupnya dengan lebih mudah.
Baca Juga: Tebar Tuai
Selain itu, pentingnya tekad dalam menghadapi rintangan juga disoroti dalam ajaran Islam melalui kisah-kisah para nabi dan sahabat. Misalnya, Nabi Musa AS menunjukkan tekad yang luar biasa ketika diperintahkan oleh Allah Ta’ala untuk menghadapi Fir’aun yang sangat berkuasa pada saat itu. Kisah ini menunjukkan bagaimana seseorang yang berpegang teguh pada tekad karena keimanannya akan mampu menghadapi situasi sulit dengan keteguhan hati. Maka dari itu, meneladani kisah-kisah para nabi adalah cara terbaik untuk memahami bagaimana membangun tekad dalam kehidupan.
Pada sisi ilmiah, penelitian juga menunjukkan bahwa tekad dapat dibangun melalui disiplin dan latihan. Kebiasaan sehari-hari yang konsisten, seperti bangun pagi atau membaca, dapat membantu seseorang mengembangkan tekad. Dalam Islam, disiplin dalam beribadah, seperti shalat lima waktu, adalah bentuk latihan yang mampu membentuk kepribadian yang kuat. Shalat merupakan pengingat harian untuk memperkuat hubungan dengan Allah, yang pada akhirnya memperkuat tekad dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Membangun tekad juga memerlukan dukungan sosial. Dalam ajaran Islam, ukhuwah atau persaudaraan sesama Muslim adalah salah satu pilar yang mendukung seseorang dalam mencapai tujuan. Dukungan dari keluarga, sahabat, atau komunitas dapat menjadi motivasi tambahan yang membantu memperkuat tekad seseorang. Begitu pula dari segi psikologi, studi menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh positif terhadap ketahanan mental seseorang. Maka, berada dalam lingkungan yang positif dan mendukung menjadi salah satu kunci dalam membangun tekad yang kokoh.
Namun, tekad yang kuat harus dibarengi dengan tawakal atau berserah diri kepada Allah Ta’ala. Meskipun seseorang telah melakukan usaha yang maksimal, hasil akhir tetap berada di tangan Allah. Sikap tawakal ini mengajarkan manusia untuk ikhlas dan menerima segala ketentuan yang diberikan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan agar manusia tidak bergantung pada hasil, tetapi fokus pada proses dan usaha. Dengan demikian, tekad yang dibangun bukan hanya berlandaskan motivasi pribadi, tetapi juga pada keyakinan penuh bahwa Allah adalah penentu dari segala sesuatu.
Baca Juga: LPPOM Beri Tanggapan soal Perubahan Wajib Halal bagi UMK dan Produk Impor
Dengan tekad yang kuat, seseorang akan lebih mudah menjalani kehidupan dan mampu mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam Islam, tekad merupakan bentuk manifestasi keimanan kepada Allah SWT. Ketika tekad dilandasi dengan niat yang ikhlas dan usaha yang maksimal, Allah akan memberikan jalan yang terbaik bagi hamba-Nya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jangan Mengeluh