Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG: LEBARAN TUNGGU HASIL RUKYAT

Admin - Selasa, 6 Agustus 2013 - 15:43 WIB

Selasa, 6 Agustus 2013 - 15:43 WIB

389 Views ㅤ

Menteri Agama, Surya Dharma Ali (dok. MINA)

Jakarta, 29 Ramadhan 1434/6 Agustus 2013 (MINA) –  Menteri Agama Suryadharma Ali mengemukakan, sidang itsbat untuk menentukan tanggal 1 Syawal 1434 Hijriyah atau Idul Fitri akan digelar Rabu, 7 Agustus 2013.

Sebelumnya akan dilakukan rukyat atau melihat bulan dengan mata telanjang. Kalau hilal bisa terlihat pada Rabu sore, maka Idul Fitri ditetapkan Kamis, 8 Agustus 2013. Kalau ternyata hilal tidak bisa terlihat di seluruh kawasan karena berbagai faktor seperti mendung tebal dan lain-lain, maka Idul Fitri akan jatuh pada Jum’at, 9 Agustus 2013.

“Ini bedanya penganut hisab dengan rukyat. Penganut hisab akan langsung menentukan 1 Syawal seuai hitungan falakiyah. Tetapi, penganut rukyat tidak demikian. Hisab hanya sekedar dijadikan petunjuk awal kapan kita malaksanakan rukyat. Nanti kita akan lihat, apakah bulan atau hilal bisa terlihat atau tidak. Kalau terlihat, ya lebaran. Tapi kalau ga bisa terlihat karena mendung atau lain-lain, maka kita sempurnakan hitungan bulan menjadi 30 hari,” katanya di Jakarta, Selasa (6/8) seperti dilansir situs MUI.

Hal senada dikemukakan Ketua dan Kordinator Harian Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. KH. Ma’ruf Amin. Menurutnya, dalam menentukan Idul Fitri, sebagaimana juga awal Ramadhan, tetap dilakukan melalui rukyat atau melihat bulan dengan mata telanjang. Kalaupun secara hisab memungkinkan untuk dilihat, tetap kita harus melihatnya pada waktunya. Hal itu sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah, ujarnya.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

“Ya memang harus begitu. Ketentuannya dari Rasulullah adalah melihat bulan, bukan menghitung atau menghisab. Karena itu, Rasulullah memberikan ketentuan lanjutan, bahwa kalau ternyata mendung sehingga hilal tidak bisa terlihat, maka hitungan bulan agar diistikmalkan (disempurnakan) 30 hari. Ini sudah ketentuan,” katanya.

Namun, baik Suryadharma Ali maupun Kiai Ma’ruf Amin sama-sama memprediksi Idul Fitri tahun ini akan serentak dan bersamaan sesuai dengan perhitungan hisab. Yakni posisi hilal sudah di atas dua derajat. Sedang batas minimal bagi kelompok penganut rukyat adalah minimal dua derajat, hilal memungkinkan untuk bisa dilihat.

Karena itu, meski sesuai hitungan hisab para ulama sudah sepakat Idul Fitri pada Kamis, 8 Agustus 2013, sidang itsbat yang dipimpin Menteri Agama akan tetap akan dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2013. Hal itu dilakukan karena cara menetapkan permulaan Ramadhan maupun Syawal harus melalui sidang itsbat. Sidang itsbat tersebut sesuai fatwa MUI.

“Sidang itsbat harus dilaksanakan, bukan masalah boros anggaran atau apa,” ujar Ma’ruf. (T/P015/P01).

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda