Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENAG: MASYARAKAT RINDU ULAMA PANUTAN

Zaenal Muttaqin - Jumat, 4 Juli 2014 - 15:20 WIB

Jumat, 4 Juli 2014 - 15:20 WIB

623 Views

MENAG
Menag RI, Lukman Hakim Saifudin (Foto: Dok/mpr.go.id)
Menag RI, Lukman Hakim Saifudin (Foto: Dok/mpr.go.id)

Menag RI, Lukman Hakim Saifudin (Foto: Dok/mpr.go.id)

Yogyakarta, 6 Ramadhan 1435 /4 Juli 2014 (MINA) – Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, saat ini masyarakat merindukan ulama yang dapat menjadi panutan.

“Kita tidak mungkin memutar zaman ke belakang, namun tidak dapat dipungkiri kerinduan generasi sekarang terhadap figur panutan dan pemimpin yang berintegritas dan menyatu dengan umat sangat terasa belakangan ini,” katanya saat pengajian Ramadhan Muhammadiyah 1435, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis malam.

“Dari apa yang saya amati, banyak diperlukan ulama yang dapat menjadi panutan umat yang dilahirkan oleh organisasi keagamaan yang besar dan terkemuka seperti Muhamadiyah ini,” ujar Menag pula seperti dipublikasikan di laman Pinmas yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menag berharap proses kaderisasi ulama dapat digarap secara serius dan bersama-sama. Disamping itu, upaya lain yang perlu dilakukan adalah memperbanyak dan mempertinggi mutu amal, meningkatkan sistem kaderisasi, serta mempererat ukhuwah antara sesama organisasi Islam.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Selasa Ini Mendung, Berpotensi Hujan Ringan

Menurut Menag, tantangan dakwah ini menunjukkan bahwa masih banyak umat Islam yang belum memahami Islam secara baik sehingga mudah terperosok ke dalam faham beragama yang salah.

“Saya kira ke depan diperlukan ulama-ulama yang tangguh serta pejuang-pejuang dakwah dan sosial yang istiqamah yang sanggup mewujudkan masyarakat yang diinginkan, yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sesuai dengan yang dicita-citakan para ulama pendahulu,” kata Menag.

Dalam sambutannya itu, Menag juga menyinggung masalah hubungan negara dan agama. Dkatakan Menag, bahwa keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

“Mata uang memiliki dua sisi yang berbeda, namun keduanya tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut sama dengan Negara dan Agama dalam kehidupan berbangsa Negara Indonesia,” terangnya.

Baca Juga: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Tunanetra Internasional

Mengapa demikian, Menag mengatakan bahwa karena negara kita bukan negara Islam, namun juga bukan juga negara liberal.

Kata dia, alenia pertama pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya,” menegaskan bahwa kemerdekaan Negera kita tidak semata-mata hasil dari para pejuang. (T/P07/R2)

 

M’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Banyumas, Jateng Terendam Banjir

Rekomendasi untuk Anda

MENAG
Indonesia
Palestina
MINA Preneur
Indonesia