Jakarta, MINA – Para khatib Shalat Jumat untuk menyampaikan pesan pemilihan umum (pemilu) dengan damai dan menghargai perbedaan pilihan politik, demikian Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Pelaksanaan pemilu semakin dekat. Kami mengimbau khatib (Shalat) Jumat menyampaikan pesan menyukseskan pemilu yang damai, menguatkan persaudaraan dan kerukunan, serta mendorong umat menggunakan hak suara secara bertanggung jawab, dan menghargai perbedaan pilihan politik,” kata Menag dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat (8/2).
Ia juga mengatakan, ajakan dan imbauan tersebut sudah diterbitkan dalam surat Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag dan dikirim kepada para kepala Kanwil Kemenag provinsi yang juga Kepala Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) tingkat provinsi, hingga KUA.
Dalam surat edaran itu juga mendorong situasi kondusif umat dan kesakralan masjid dengan mencegah aktivitas politik praktis di masjid.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
“Pengurus BKM dari pusat hingga desa juga diimbau agar masjid tidak digunakan sebagai tempat kampanye politik praktis dengan mendukung partai atau pasangan calon tertentu,” kata dia.
Dalam penyelenggaraan khotbah Shalat Jumat, katanya, para pengurus dan pengelola masjid serta penceramah diminta untuk memegang pedoman dan menyosialisasikan Surat Edaran Menteri Agama Nomor: SE.09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
Materi ceramah agama bersifat mendidik, mencerahkan, dan konstruktif, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menjaga keutuhan bangsa dan negara, tidak mempertentangkan ras, tidak menghina dan melecehkan, tidak menghasut, serta tidak bermuatan kampanye politik praktis.
“Demikian juga kepada para tokoh berbagai agama, saya imbau agar bisa menyampaikan pesan yang sama kepada umat masing-masing dalam setiap kesempatan peribadatan dan perjumpaan,” katanya.
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air
Yaqut mengatakan, bahwa pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali.
Layaknya suatu pesta, dia mengharapkan proses ini bisa dijalankan dengan penuh riang gembira.
“Perbedaan dalam pilihan politik adalah hal wajar dan setiap orang harus menghargainya. Terlalu mahal jika beda pilihan politik sampai merusak persaudaraan,” katanya.
Ia menegaskan beda pilihan politik tidak harus sampai mencederai persaudaraan dan persahabatan.
Baca Juga: Menag Sayangkan Banyak yang Ngaku Ulama tapi Minim Pengetahuan
Maka dari itu, ujar dia, rumah ibadah dapat mengambil peran dalam penguatan kohesi dan kerukunan di tengah keragaman umat, termasuk keragaman pilihan politik.
Ia berharap, hiruk pikuk pemilu segera kembali normal setelah warga bangsa menggunakan hak suaranya di mana semua kembali pada kehidupan masing-masing, bekerja sesuai tugasnya, sembari memantau proses penghitungan yang dilakukan oleh KPU.
“Kami yakin KPU akan bekerja secara profesional dan bertanggung jawab. Bawaslu sebagai lembaga pengawas juga akan melaksanakan tugasnya dengan baik,” ujarnya. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK