Oleh: Dr. H.A. Hanief Saha Ghafur, MA.; Ketua Program Doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI)
Jangan-jangan di Amerika Serikat (AS) itu ada kutukan keris Empu Gandring. Dari mana kutukan itu datang? Dipastikan datang dari Undang-Undang (UU) Kepemilikan Senjata di Amerika Serikat. UU ini didukung penuh oleh beberapa lembaga dan asosiasi pengusaha.
Kepemilikan senjata seakan “dilegitimasi” dan dijustifikasi oleh aturan, “hak untuk memiliki senpi oleh semua warga negara” menurut Amandemen kedua Konstitusi AS.
Dalam Amandemen Kedua Konstitusi tertulis, “Milisi yang diatur dengan baik, yang diperlukan untuk keamanan negara yang merdeka, hak rakyat untuk memiliki dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar.”
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Bohirnya adalah NRA (National Rifle Association, Asosiasi Senpi Nasional), salah satu lobi politik yang terkuat dan terkaya di AS (konon, lebih kuat dibanding dgn AIPAC, lobi Israel). Isinya adalah para industrialis senjata di AS yang membayari hampir semua anggota Kongres (Senat plus House of Representatives).
Menarik mencermati logika UU Kepemilikan Senjata di Amerika Serikat. Mempermudah kepemilikan senjata, karena negara (aparat) dianggap tidak mampu melindungi secara menyeluruh. Dihitung selama durasi 24 jam aparat tidak bisa dan tidak mampu melindungi keamanan diri. Terutama kelompok-kelompok rentan yang butuh perlindungan.
Logika ini menjadi dasar perlunya perlindungan diri yang optimal. Perlindungan menutup setiap celah dan peluang seseorang melakuan agresi terhadap orang lain. Klausul ini menjadi signifikan setelah masuk menjadi ayat dalam UU Kepemilikan Senjata di Amerika Serikat.
Tulisan newstatesman.com ini menjelaskan tentang kekuatan lobi-lobi mempengaruhi pusat-pusat kekuasaan. Khususnya NRA dan hubungannya dengan pemerintah, Senat, DPR, bahkan partai di AS.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Lembaga, organisasi, dan para pelobi ini membangun jejaring untuk mempengaruhi kebijakan dan peraturan perundang-undangan.
Kelompok ini didirikan pada 1871 oleh dua veteran Perang Saudara AS. NRA ditujukan sebagai kelompok pemerhati senjata yang “mempromosikan dan mendorong aktivitas menembak secara ilmiah”.
NRA mulai melakukan lobi politik pada 1934. Ketika itu pimpinan NRA mengirim surat kepada anggota mereka berisi informasi tentang draf regulasi senjata api yang sedang dibahas.
Asosiasi tersebut mendukung dua upaya kontrol dan pengawasan senjata, yaitu UU Senjata Api Nasional 1934 dan UU Pengendalian Senjata 1968. NRA menjadi lebih aktif secara politik pada dekade 1970-an.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Pada 1975, NRA mulai mencoba mempengaruhi kebijakan secara langsung melalui badan lobi yang mereka bentuk, yaitu Institute for Legislative Action. Dua tahun setelahnya, badan ini membentuk Komite Aksi Politik untuk menyalurkan dana kepada legislator.
NRA sekarang adalah salah satu kelompok lobi dengan kepentingan khusus yang paling kuat di AS.
Mereka memiliki anggaran yang cukup besar untuk mempengaruhi anggota Kongres dalam pengambilan kebijakan terkait senjata. Asosiasi ini dijalankan oleh Wayne LaPierre, yang menjabat wakil presiden eksekutif di organisasi tersebut.
Menarik mencermati kelompok-kelompok pelobi di AS seperti NRA, AIPAC, dan sebagainya. Mereka tidak hanya mempengaruhi, tetapi bisa membeli kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Bahkan berpihak kepada kepentingan subyektif para pebisnis dan politisi.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Permainan mereka justeru banyak tidak dimengerti dan tidak berdasar aspirasi rakyat kebanyakan. Mereka pelobi bermain dengan manipulasi opini serta dalih kepentingan mereka.
Mereka bermain melalui Kongres, Senat, juga eksekutif pemerintahan. Entry point mereka masuk melalui asisten pendamping serta lembaga think tank mereka, seperti Brookings Institute, DRN, AEPP (American Entreprise for Public Policy), dan sebagainya.(AK/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat