Jakarta, 23 Jumadil Akhir 1436/12 April 2015 (MINA) – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tak menyia-nyiakan momentum Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan 10 Tahun New Asian African Strategic Partnership (NAASP) yang akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015.
“Kemendag akan mengembangkan jaringan bisnis dan mempromosikan berbagai produk strategis Indonesia kepada peserta KAA,” tegas Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi melalui keterangan Pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (12/4).
Kemendag memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan kerja sama bisnis, perdagangan, dan investasi. Menurut Bachrul, salah satu rangkaian pertemuan KTT-AA tersebut, akan diselenggarakan Asia-Africa Business Summit (AABS) yang berlangsung 21-22 April 2015 di Jakarta.
Bachrul meyakini momentum itu tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan jaringan dan memperluas mitra usaha, namun dapat juga untuk memperkenalkan potensi Indonesia dengan mempromosikan berbagai produk industri strategis.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Sejumlah produk BUMN yang akan diperkenalkan adalah PT. Dirgantara (pesawat), PT. Pindad (panser), PT. Kodja Bahari (dok kapal laut), PT. LEN Industry (tenaga surya), dan PT. New Sentosa (mobil pemadam kebakaran).
Dengan menghadirkan 200 CEO dari 47 negara Asia Afrika dan 200 CEO dari Indonesia, AABS memberikan kesempatan kepada para pemimpin dunia usaha untuk mengembangkan jejaring serta menjajaki kerja sama dan kemitraan usaha.
“Terdapat empat agenda penting yang menjadi fokus AABS yakni, infrastruktur, perdagangan, agribisnis, serta kemaritiman dan kelautan. Rencananya pertemuan ini dibuka oleh Presiden RI, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memaparkan strategi dan rencana target ekspor non migas Indonesia yang dipatok 300%,” ujar Bachrul.
Sejumlah kepala negara dan menteri juga direncanakan menjadi pembicara dalam acara itu.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Inisiatif lain juga dikembangkan Kemendag dalam mempercepat pencapaian target ekspor nasional. Tidak hanya Business Summit, untuk memanfaatkan peluang kehadiran para pemimpin dunia usaha Asia-Afrika, pada 22 April 2015 akan diselenggarakan juga Asia Africa Business Fair dan Asia Africa Business Matching.
Business Fair akan mengusung tiga tema utama, yaitu South- South and Triangular Cooperation, Heritage Indonesia, dan Small Island Developing States.
Data statistik 2014 mencatat volume perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Asia dan Afrika hanya mencapai 11 miliar Dolar AS per tahun. Sementara itu, perdagangan ekspor Asia ke Afrika mencapai 26% dari total ekspor Asia ke dunia, lebih besar dari ekspor Afrika ke Asia yang hanya 3% dari ekspor mereka dunia.
Melalui pelaksanaan AABS, diharapkan nilai perdagangan antara kedua kawasan tersebut dapat lebih ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Afrika Kawasan Potensial
Sementara itu, Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Ditjen KPI Deny Wachyudi Kurnia menegaskan perdagangan dengan kawasan Afrika saat ini masih rendah.
“Afrika dipandang sebagai pasar alternatif yang sangat potensial bagi Indonesia dan Asia,” ungkap Deny.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6-7%, Kemendag telah menetapkan target peningkatan ekspor 300% dalam lima tahun ke depan. Jika target ini tercapai, maka pada 2019 ekspor non migas Indonesia akan mencapai tiga kali lipat.
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Peningkatan nilai ekspor nonmigas itu sangat penting, karena terkait langsung dengan pembukaan lapangan kerja. Setiap kenaikan ekspor sebesar 1 miliar Dolar AS akan membuka 400.000 lapangan kerja.
Peringatan KAA merupakan forum kerja sama Selatan-Selatan yang strategis dalam upaya menciptakan kerja sama yang konkret dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan kedua kawasan, sementara NAASP memiliki arti penting sebagai platform utama kerja sama antar-Asia dan Afrika.
Terdapat tiga pilar kerja sama dalam NAASP, yaitu solidaritas politik, kerja sama ekonomi, dan hubungan sosial budaya.
Pada penyelenggaraan kali ini, Pemerintah Indonesia telah mengundang Pemimpin dan Perdana Menteri dari negara-negara Asia-Afrika untuk hadir pada rangkaian KAA yang mengambil tema “Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan untuk Menciptakan Perdamaian dan Kemakmuran Dunia“.
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional
Negara Asia terdiri dari 44 negara sementara Afrika 54 negara.(T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah