Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendamba Anak Shalih

Bahron Ansori - Kamis, 23 Juni 2016 - 06:56 WIB

Kamis, 23 Juni 2016 - 06:56 WIB

687 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Allah Subhanahu Wa Ta’ala  berfirman yang artinya, “Orang-orang yang beriman dan anak cucu yang mengikuti mereka da-lam keimanan, Kami gabungkan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Qs. Ath Thur : 21)

Anak-anak yang salih ialah yang bersikap dan berperilaku baik. Mereka tidak saja sopan santun kepada orang tuanya tapi juga taat menjalankan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu Wa Ta’ala  menjanjikan kepada setiap orang tua yang beriman dan mempunyai anak-anak yang shalih (baik), kelak di akhirat akan dikumpulkan di dalam surga. Ini artinya, anak-anak yang salih dapat mendatangkan suasana bahagia dalam rumah tangga dan keberkahan pada kedua orang tuanya.

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Adapun ciri-ciri anak salih, seperti yang disebutkan dalam surat Luqman ayat 15-19, yaitu: pertama, berbuat baik kepada ibu bapaknya walaupun keduanya musyrik. Kedua, menjauhi perbuatan yang tidak baik, meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya.

Ketiga, mendirikan salat, mengajak manusia kepada kebaikan, menjauhi kemungkaran, dan bersabar menghadapi cobaab hidup. Keempat, tidak bersikap sombong dan melakukan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat. Kelima, selalu bertutur sapa dengan sopan dan menghormati orang lain.

Hari ini, di tengah terjangan arus globalisasi, mendidik anak menjadi shalih tidaklah mudah, butuh perjuangan dan kerja keras dari orang tua. Sebaliknya, anak yang durhaka kepada orang tuanya berarti melakukan dosa besar (QS. Al Israa : 23-24) dan (Qs. Lukman :14).

Anak yang durhaka kepada orang tua, hidupnya tidak akan berkah dan mendapat azab dari Allah secara langsung. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  bersabda, “Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya, dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikannya kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya, serta memberi nafkah kepada mereka jika diperlukan.” (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina

Hadis di atas memberikan beberapa pelajaran kepada kita. Pertama, seorang anak harus mencintai orang tuanya agar mendapat keberkahan dan kebaikan di dunia dan di akhirat nanti.

Kedua, orang tua hendaknya lebih serius dan sungguh-sungguh lagi dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang salih, yang menjadi penyejuk mata dan penenteram hati.

Ketiga, orang tua adalah makhluk yang sangat lemah. Karenanya dalam mendidik anak harus selalu memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala  agar diberikan kemudahan dalam mengarahkan anak-anaknya menjadi shalih. Wallahua’alam.(R02/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23]  Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran

 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Palestina
Kolom
Indonesia