Oleh: Rendy Setiawan, Mahasiswa STAI Al-Fatah Bogor
Turki, salah satu negara maju di kawasan negara-negara Arab tak hanya menyimpan keindahan alam yang luar biasa mempesona. Di Istanbul, wisatawan bisa napak tilas sejarah para nabi.
Salah satu tempat yang jadi prioritas wisata di Istanbul adalah Topkapi Palace atau Istana Topkapi. Bangunan itu berada satu kompleks dengan Hagia Sophia yang legendaris, dan Blue Mosque nan indah. Tempat-tempat itu menggambarkan kejayaan Islam di masa lalu.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Dalam catatan sejarah paska Sultan Muhammad II (Al-Fatih) membuka Konstantinopel, Topkapi Palace dijadikan pusat pemerintahan Turki juga sekaligus Istana peninggalan Turki Ustmani dan tempat tinggalnya para sultan Usmani. Selama lebih 600 tahun sebelum akhirnya pindah ke Dolmabahce Palace atau Istana Dolmabahce.
Istana Topkapi yang terletak di pinggir Selat Bosphorus juga tidak jauh dari Hagia Shopia. Di balik tembok benteng terdapat bangunan-bangunan yang disediakan untuk tempat tinggal raja, keluarga juga para pembantunya, diantara gedung-gedung ditanami pepohonan juga taman-taman yang indah.
Di dalam Istana Topkapi ini kita bisa menikmati keindahan bangunan kesultanan jaman dahulu, mulai dari keramik dengan berbagai motif indah, juga kaligrafi yang tertempel di dinding-dinding setiap ruangannya. Selain itu, langit-langit bangunan dihias kaligrafi dan warna yang sangat menarik tak hentinya membuat kami mengagumi tempat ini.
Ada juga perhiasan cincin, kalung, gelang emas yang dihiasi dengan batu-batu permata warna-warni. Wadah minuman dan cangkir yang sisi luarnya bertahtakan permata. Kursi raja yang dibungkus emas dan diperindah dengan batu permata warna-warni yang sangat indah.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Tercatat dahulu komplek istana pernah dihuni oleh sekitar 4000 orang, yang tinggal di bangunan-bangunan kecil, terdapat pula 4 lapangan utama. Istana Topkapi ini memiliki luas sekitar 700.000 meter persegi, di kelilingi benteng sepanjang 5 Km, kemudian ada sebuah bangunan yang memiliki 20 cerobong asap. Bangunan tersebut merupakan sebuah dapur kerajaan, dapur yang dibuat di abad 15 ini memiliki 10 bangunan begitu besar.
Di koridor bangunan tersebut terdapat prasasti-prasasti yang bertuliskan arab, prasasti tersebut merupakan peninggalan-peninggalan yang ditemukan di sekitaran istana.
Untuk melakukan perjalanan menuju gerbang utama, jarak yang ditempuh lumayan jauh, akan tetapi terasa menyenangkan karena akan terhibur dengan taman yang indah dengan bunga-bunga berwarna merah merona. Pepohonan hijau yang rindang juga akan menyejukkan siapa saja yang melewatinya.
Untuk masuk ke Topkapi ini, seseorang harus membeli tiket seharga TL 30 (TL = Turkey Lira) di loket yang tersedia di dekat pintu masuk. Pintu masuknya sendiri seperti gerbang benteng, karena memang bekas gerbang kerajaan, dihiasi dengan kaligrafi Syahadat di atas pintu dan juga Tughra, sejenis monogram, cap atau tanda tangan Sultan Utsmaniyah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Begitu masuk gerbang, taman menghampar luas sudah menunggu untuk dinikmati. Komplek Topkapi ini memang sangat luas, butuh waktu dan energi ekstra jika ingin melihat semuanya. Kompleks istana Topkapi terdiri dari beberapa lapisan yang dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan sultan dan keluarganya.
Ketika terbentuknya Republik Turki, melalui Dekrit Presiden pada tanggal 3 April 1924 menyatakan Istana Topkapi bukan lagi menjadi istana yang kemudian ditetapkan menjadi museum. Sehingga masyarakat sekitar juga wisatawan mancanegara dapat menikmati keindahan Istana Topkapi, saksi sejarah kejayaan Kesultanan Turki.
Sebagai museum, pemerintah Turki menggunakan Istana Tiopkapi untuk menyimpan berbagai benda peninggalan sejarah dan barang-barang berharga peninggalan kesultanan Turki Utsmani. Berbagai barang langka dan tentu saja mahal itu, kini dipamerkan untuk umum, antara lain, berbagai bentuk perhiasan yang terbuat dari emas, zamrud, ruby (batu merah delima), dan jade (batu berwarna lumut).
Selain itu, di dalam museum Istana Topkapi juga dipamerkan berbagai benda bersejarah lainnya, di antaranya jubah, lukisan, senjata, perisai, baja, miniatur daerah kekuasaan Utsmani, kaligrafi, serta beberapa perabot rumah tangga istana, seperti sendok, gelas, dan piring yang terbuat dari emas.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Masih di seputaran Istana, juga ada peninggalan berharga, benda-benda yang pernah dipakai Nabi Muhammad SAW. Berbagai peninggalan itu ditempatkan di dalam suatu ruang khusus yang terpisah dari Istana Topkapi. Ruangan itu bernama Paviliun Relikui Suci.
Di dalamnya terdapat pedang, mantel, gigi (Nabi Muhammad SAW yang tanggal pada Perang Uhud), bakiak, bendera, cambuk, segenggam janggut, sajadah, tongkat, busur panah, sabuk, stempel, dan berbagai benda lainnya. Selain itu, terdapat pula pedang-pedang milik keempat sahabat Nabi, Khulafa ar-Rasyidin (Abubakar As-Shidiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).
Di tempat ini juga tersimpan cetakan telapak kaki kanan Nabi Muhammad SAW. Telapak kaki kanan itu tercetak saat peristiwa Mi’raj. Sedangkan telapak kaki kirinya kini tersimpan di Masjid al-Aqsa. Terdapat pula beberapa surat buatan Nabi SAW. Salah satunya surat yang ditujukan kepada Muqawqis (seorang raja dari negeri Mesir). Surat itu ditulis di daun kurma dan ditemukan di Mesir pada 1850.
Peninggalan bersejarah lainnya adalah manuskrip Alquran pertama yang ditulis di atas lembaran kulit binatang. Manuskrip tersebut merupakan lembaran Alquran sebelum disatukan menjadi sebuah kitab utuh. Salah satu yang tersimpan di Topkapi ialah Surat Al-Qadar. Selain itu, masih banyak peninggalan lainnya dari para tokoh yang berjasa dalam perkembangan Islam.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Satu lagi keunikan dari yang terdapat pada Istana Topkapi, bila memasuki ruangan peninggalan ini, pengunjung dapat mendengar alunan suara dari 24 orang Hafiz (penghafal) Alquran. Mereka secara bergantian melantunkan bacaan Alquran dengan syahdunya. Konon, dahulunya pembacaan Alquran di Istana Topkapi selalu dibaca tanpa henti selama 24 jam nonstop dan terus menerus selama lebih dari 407 tahun (dari tahun 1517-1924).
Di dalam Istana Topkapi ini, ada beberapa bangunan yang begitu disayangkan untuk dilewatkan apabila berkunjung ke Turki. Di antaranya:
Harem
Salah satu tempat yang sayang untuk dilewatkan dari Istana Topkapi ini adalah Harem. Untuk masuk kedalam harem ini kita diharuskan membeli tiket lagi sebesar 15 lira. Beberapa ruangan di bangunan ini lebih indah dibandingkan ruangan lainnya karena dindingnya yang dihiasi motif bunga yang indah dan tentu saja kaligrafi dengan warna yang sangat menarik.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Bangunan ini memiliki begitu banyak ruangan dan ternyata bangunan tersebut khusus bagi istri dan ibu dari sultan. Ruangan-ruangan yang didesain indah, dihiasi motif bunga, juga kaligrafi yang berwarna-warni menjadikan ruangan tersebut lebih indah daripada ruangan lainnya.
Sacred Relics
Berbeda dengan Harem yang dikhususkan untuk ibu dan istri sultan, ruangan ini adalah ruang pribadi sultan. Secred Relics sekarang dipergunakan untuk pameran peninggalan barang-barang sejarah para nabi. Tempat ini selalu kebanjiran pengunjung, begitu panjang antrian orang yang ingin menyaksikan peninggalan-peninggalan tersebut.
Untuk pengunjung yang bukan beragamakan Islam maka diharuskan untuk menggunakan sarung kepala atau selendang, kemudian penutup kaki dengan kain sarung. Namun sangat disayangkan, dalam ruangan tersebut tidak diperbolehkan untuk memotret.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Dalam ruangan Sacred Relics ini terdapat peninggalan tongkat Nabi Musa as, Sorban Nabi Yusuf as, peninggalan Nabi Ibrahim as, terdapat pula telapak, pedang, janggut Nabi Muhammad SAW, pedang Khalid al-Walid ra, pakaian Fatimah az-Zahrah ra, juga peninggalan-peninggalan sejarah Islam lainnya yang semuanya tersimpan di ruangan Sacred Relics Istana Topkapi. (A/R06/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat