Mengungkit Pemberian

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan Allah masukkan kedalam surga : Pecandu khamr (Peminum minuman keras), orang yang durhaka kepada kedua orang tua, dan Ad-Dayyus, yakni laki-laki yang membiarkan isterinya berbuat serong.” (HR. Ahmad).

Yang dimasksud adalah orang yang telah memberikan sesuatu kepada seseorang, kemudian dalam kesempatan lain orang yang memberi merasa jengkel kepada orang yang telah diberi tersebut, kemudian dia (yang memberi) mengungkit-ungkit kembali pemberiannya.

Tujuan dari mengungkit-ungkit pemberian itu adalah agar yang diberi ingat dan sadar bahwa dia pernah berhutang budi kepadanya, sehingga ia mau berbuat baik terhadapnya.

Mengungkit-ungkit pemberian merupakan perbuatan yang tercela dalam Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala  sendiri membeci perbuatan tersebut seperti dalam firman-Nya:

….. يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُبۡطِلُواْ صَدَقَـٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganjlah kamu sekali-kali membatalkan sedekahmu dengan mengungkit-ungkit dan menyakitkan hati.” (QS Al Baqarah [2]: 264).

Mengungkit-ungkit pemberian selain merupakan perbuatan yang dibenci dalam Islam, ia juga menjadi penyebab seseorang masuk ke dalam neraka seperti disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Ada tiga golongan di hari kiamat dimana Allah tidak berbicara, tidak melihat dan tidak pula mensucikan mereka dan bahkan bagi mereka siksa yang pedih. Yakni orang yang menutupkan sarungnya hingga mata kaki, orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya, dan orang yang menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim).

Dari penjelasan ayat dan hadis di atas, jelaslah bagi setiap muslim bahwa memberi dengan mengungkit-ungkit kembali termasuk perbuatan tercela yang dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala  dan Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam  Selain itu, mengungkit-ungkit pemberian merupakan perbuatan zalim yang akan menimbulkan permusuhan dan kebencian antara pemberi dan penerimanya. Sebab yang menerima merasa tercoreng nama baiknya, sementara pemberinnya akan timbul rasa sombong kepada orang yang pernah diberinya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala  akan menghilangkan pahala orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian seperti pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam, “Jauhilah olehmu akan mengungkit-ungkit pemberian karena yang demikian itu dapat menggagalkan kesyukuran dan menghilangkan pahala.” (HR. Muslim).

Jadi, memberilah dengan penuh keikhlasan. Jangan memberi karena ingin berharap bisa mendapatkan sesuatu seperti; jabatan, harta dan sebagainya. (A/RS3/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.