Oleh Al Mujahid, S.Pd, Sekretaris Yayasan Pendidikan Shuffah Al-Fatah Indonesia
SETIAP akhir semester, banyak pondok pesantren maupun sekolah umum menetapkan liburan bagi para santri atau siswanya selama kurang lebih dua pekan.
Libur semester ganjil maupun genap sering kali menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para santri (siswa). Setelah berbulan-bulan menjalani rutinitas belajar di pondok pesantren, liburan selama dua pekan memberikan kesempatan bagi mereka untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga, dan menikmati waktu di rumah.
Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada kekhawatiran yang perlu diwaspadai, apakah kebiasaan belajar dan akhlak Islami dalam yang selama ini dibangun di pondok pesantren bisa terjaga dengan baik selama liburan? Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kebiasaan belajar dan akhlak Islami selama libur:
Baca Juga: Tips Perjalanan dan Liburan, Panduan Sesuai Ajaran Islam
Meneruskan Kebiasaan Belajar Selama Liburan
Meskipun liburan identik dengan waktu istirahat, para santri tetap perlu menjaga kebiasaan belajar mereka di rumah. Tanpa adanya kebiasaan rutin belajar seperti saat di pesantren, ada kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari.
Oleh karena itu, orang tua atau wali santri dapat berperan aktif dengan memberikan pengawasan ringan, misalnya dengan menetapkan waktu tertentu setiap hari untuk membaca kitab atau buku pelajaran.
Hal ini dapat menghindari lupa terhadap materi yang telah dipelajari dan memastikan santri tetap semangat untuk melakukan aktivitas pengembangan intelektual selama liburan.
Baca Juga: Empat Keutamaan Hari Senin, Salah Satu Hari Spesial yang Dipilih Allah untuk Umat Islam
Selain itu, kegiatan membaca Al-Qur’an dan belajar doa-doa harian bisa menjadi bagian dari rutinitas yang bermanfaat. Ajak santri untuk terus melatih hafalan, mendalami makna ayat-ayat suci, atau bahkan mengadakan kajian kecil bersama keluarga.
Dengan cara ini, selain menjaga kebiasaan belajar, santri juga bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Menghindari Lingkungan yang Negatif
Liburan di rumah tentu membuat santri kembali berinteraksi dengan keluarga, teman-teman, dan lingkungan sekitar. Di sinilah tantangan utama dalam menjaga akhlak Islami.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-32] Larangan Berbuat Madarat
Pergaulan yang tidak terkontrol, baik dengan teman sebaya yang tidak sejalan dengan nilai-nilai pesantren atau bahkan kebiasaan buruk keluarga yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, bisa mempengaruhi sikap dan perilaku santri.
Maka, sangat penting untuk mengingatkan para santri agar senantiasa menjaga akhlak dalam berinteraksi dengan orang lain. Ajarkan kepada mereka untuk tidak terpengaruh oleh pergaulan yang bisa merusak karakter dan aqidah, seperti ikut merayakan Tahun Baru Masehi (tasabuh) dengan begadang, membakar petasan, kembang api, minum-minuman keras atau hura-hura lainnya.
Selain itu orang tua hendaknya selalu mengingatkan mereka untuk menjaga sopan santun, berkata baik, dan menghindari perbuatan yang sia-sia (lagha). Orang tua bisa memberikan contoh dengan mempraktikkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan Kualitas Diri
Baca Juga: Dakwah Sunan Kudus dan Hubungannya dengan Kota Al-Quds di Palestina
Liburan bukan hanya sekadar waktu untuk beristirahat, tetapi juga bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Para santri dapat memanfaatkan waktu liburan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar keterampilan baru, mengembangkan hobi positif, atau mendalami bidang ilmu tertentu yang ingin dikuasai lebih dalam.
Misalnya, santri bisa mulai menulis jurnal harian , mengikuti kursus online, atau berlatih untuk menjadi lebih terampil dalam membaca dan menulis. Semua kegiatan ini, selain bermanfaat untuk pengembangan diri, juga dapat menjadi media untuk tetap menjaga semangat belajar dan beribadah.
Menjaga Kedekatan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Menjaga kedekatan dengan Allah subhanahu wa ta’ala merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan selama liburan. Di tengah kesibukan liburan, waktu-waktu luang yang ada bisa digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan kualitas ibadah pribadi.
Baca Juga: Ciri-Ciri Suami Durhaka dalam Pandangan Islam
Santri perlu diajak untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat sunnah, zikir, dan berdoa agar hati tetap tenang dan terjaga dari godaan. Orang tua juga dapat mengajak santri untuk berdiskusi mengenai kehidupan spiritual dan memberikan motivasi agar mereka terus memperbaiki diri. Tidak hanya melalui ritual ibadah, tetapi juga melalui penguatan niat dan tujuan hidup yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam.
Liburan selama dua pekan lebih bisa menjadi waktu yang sangat bermanfaat bagi santri, asalkan mereka dapat memanfaatkannya dengan baik.
Dengan menjaga kebiasaan belajar, mempertahankan akhlak Islami, menjaga kehidupan berjama’ah dan tetap dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, liburan bukan hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam aspek ilmu maupun iman.
Mari kita bantu para santri, anak-anak kita agar liburan kali ini tidak hanya menjadi waktu yang menyenangkan, tetapi juga membawa manfaat besar bagi masa depan mereka. []
Baca Juga: Keutamaan Ikhlas dalam Hidup Sehari-hari
Mi’raj News Agency (MINA)