Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MENJELANG MEA, DAERAH PERLU TINGKATKAN DAYA SAING

Admin - Kamis, 9 Juli 2015 - 20:25 WIB

Kamis, 9 Juli 2015 - 20:25 WIB

744 Views ㅤ

Jmea.png">mea-300x131.png" alt="mea" width="369" height="161" />akarta, 22 Ramadhan 1436/9 Juli 2015 (MINA) – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menekankan agar setiap daerah di Indonesia mampu meningkatkan daya saing menyambut peluncuran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015.

Direktur Kerjasama Ekonomi ASEAN Kemlu, Ina Krisnamurthi, mengatakan kunci kesuksesan Indonesia dalam mengikuti MEA ada di daerah. Namun, dia sadar tantangan di daerah agak berat karena masih banyak yang perlu dibenahi. Sebagian besar masih fokus pada pengembangan masing-masing.

“Ya, boro-boro mikirin ASEAN, mikirin pendapatan daerah yang berkelanjutan dan besar juga sudah sulit. Jadi ga mungkin mikirin ASEAN,” kata Ina kepada awak media di Jakarta, hari ini, Kamis (9/7).

“Di wilayah Timur misalnya. Mereka masih mikirin bagaimana benerin jalan atau gedung,” sambungnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Menurut Ina, 10 anggota ASEAN sendiri belum benar-benar siap menggulirkan MEA. Sebab, daya saing masih lemah dan perlu disusun dalam jangka waktu yang panjang. Itu merupakan tantangan pertama yang perlu diatasi. “Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan agar ASEAN jujur. Jangan bilang siap jika belum siap,” ujar Ina.

Seluruh anggota ASEAN akhirnya melakukan evaluasi dan pembenahan. Ke depannya, sejumlah jenis profesi seperti dokter, surveyer, arsitek, dan lain-lain juga disepakati akan diberlakukan standarisasi profesional di ASEAN. Karena itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) perlu ditingkatkan untuk mengimbangi tuntutan pasar tenaga kerja.

MEA, kata Ina, diproses sejak 1977 dengan adanya kesepakatan sistem impor atau ekspor barang yang menguntungkan (preferential tariff agreements).

MEA sejak awal dibentuk bukan untuk liberisasi perdagangan, tapi lebih pada penguatan daya saing. MEA terdiri dari empat pilar, yakni pasar bebas, daya saing, pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan, dan integrasi pada perekonomian global,” tandas Ina. (L/P020/P4)

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Internasional
Dunia Islam
Dunia Islam
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok