Jakarta, 26 Rabi’ul Akhir 1438/25 Januari 2017 (MINA) – Menteri Kesehatan RI (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, angka kematian ibu yang tinggi disebabkan faktor internal dan eksternal, yaitu anemia, kurang gizi, transportasi, dan lain sebagainya.
“Angka kematian ibu yang tinggi disebabkan faktor internal, anemia salah satunya, juga kurang gizi pada seorang ibu. Tapi ada juga faktor eksternal, misalnya akses transportasi yang sulit ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan, dan lain sebagainya,” ujar Nila pada Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) 2017 di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta Selatan, Rabu (25/1).
Nila menjelaskan bahwa faktor tersebut banyak dialami masyarakat yang tinggal di pedesaan dan pedalaman, karena akses transportasi yang sulit, ibu kurang memahami tentang gizi yang mengakibatkan anemia dan kurang gizi juga mitos-mitos yang masih erat dengan kebudayaan masyarakat di pedalaman.
“Di tengah masyarakat, beredar adat dan mitos yang sebetulnya tidak perlu terjadi,” katanya.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Nila mengungkapkan bahwa ada beberapa daerah yang memiliki adat dan mitos bahwasanya setelah ibu melahirkan tidak boleh makan ikan dan harus puasa selama 40 hari, bahkan setelah melahirkan ibu harus tengkurap.
Nila meminta masyarakat untuk menghapus mitos tersebut. Menurut Nila, mitos tersebut meresahkan dan memberikan dampak negatif bagi masyarakat itu sendiri, khususnya kaum ibu. “Tolong mitos yang seperti ini dihapus,” kata Nila.
Selain meminta masyarakat menghapus mitos yang beredar, Nila juga mengimbau kepada seluruh orangtua untuk memberi makanan pendamping bagi anak, yaitu ati, telur, ikan (atika) sebagai peningkatan gizi. (L/M07/R06/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini