Ramallah, MINA – Menteri Keuangan Palestina Shukri Bishara mengatakan pada ahad (12/4), pendapatan pemerintah menurun signifikan hingga mencapai 70%, sebagai dampak wabah corona.
Berbicara kepada wartawan melalui internet, seperti dilaprokan WAFA, Bishara menyatakan, pemerintah akan tetap berusaha keras untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Palestina.
Menkeu Bishara mengatakan, pembicaraan sedang dilakukan dengan Israel untuk merundingkan kemungkinan meminta pemerintah Israel mentransfer jumlah pajak Palestina yang setara dengan 500 juta shekel (sekitar Rp2,2 triliun).
Uang sejumlah itu, menurutnya, adalah waktu normal Israel mentransfer ke pemerintah Palestina secara bulanan atas pajak dan tarif yang dikumpulkan atas nama Palestina.
Baca Juga: Google Akui Kesalahan Data Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS
Bishara mengatakan jika Israel menyetujui proposal Palestina maka itu akan berlaku untuk enam bulan berikutnya. Periode dijadwalkan untuk penerapan UU Anggaran Darurat yang disetujui oleh Presiden Mahmoud Abbas pada 31 Maret.
Menanggapi pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika kegagalan pembicaraan dengan pemerintah Israel, Bishara mengatakan ada indikator yang baik bahwa Israel akan menyetujui hal itu.
“Kalau tidak, pemerintah harus mengelola pengeluarannya dengan pendapatan ketat ,” lanjutnya.
Dia menegaskan bahwa setiap pendapatan yang diterima oleh pemerintah selama krisis yang sedang berlangsung akan digunakan sesuai dengan prioritas yang ditentukan setiap bulan oleh Dewan Menteri.
Baca Juga: Google Eror? 1 Dolar AS Jadi Rp8.170,65
Ia menyebutkan, tiga prioritas untuk pengeluaran berdasarkan UU Anggaran, yaitu sektor kesehatan, jaringan perlindungan untuk keluarga miskin, dan likuiditas untuk pemasok barang dan jasa dari sektor swasta.
“Tidak ada yang bisa memprediksi ke mana arahnya, apa yang kita lihat adalah penurunan di semua tingkat ekonomi di dunia,” imbuhnya. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Truk Sengaja Tabrak Kerumunan saat Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas