Phnom Penh, MINA – Para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN menggelar pertemuan khusus yang membahas masalah Myanmar dalam rangkaian 55th ASEAN Ministerial’s Meeting (AMM) di Phnom Penh, Kamboja.
Pertemuan yang dilakukan dalam bentuk Working Lunch itu merupakan usulan Indonesia dan satu-satunya isu yang dibahas adalah mengenai masalah Myanmar.
“Dan diskusi yang dilakukan sangat ekstensif dan sangat terbuka,” kata Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan pers video, Rabu (3/8) malam.
Para menlu menyampaikan, ASEAN tidak boleh ter-hostage oleh Myanmar dan ASEAN harus bergerak maju, kata Retno.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Mereka sepakat pentingnya AMM mengeluarkan joint communique dan paragraf mengenai Myanmar akan langsung dibahas pada tingkat Menlu.
“Jadi sekali lagi ada kesepakatan bahwa joint communique AMM akan dikeluarkan. Saat ini sebagai informasi negosiasi mengenai paragraph Myanmar pada level Menlu masih berlangsung,” ujar Retno.
Sementara mengenai posisi Indonesia, Menlu RI mengatakan, sangat jelas saat ini tidak ada kemajuan signifikan dari pelaksanaan 5-Points Consensus (5PC) oleh Junta militer.
“Kita juga tidak melihat adanya good will dan tidak adanya komitmen dari Junta militer untuk mengimplementasikan 5PC,” lanjutnya.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Beberapa negara selama diskusi juga menyampaikan banyak sekali broken promises. Jadi pada saat diskusi dengan Junta komitmen seolah-olah ada. Namun yang dilakukan justru semuanya bertolak belakang dengan apa yang disampaikan pada saat pertemuan.
“Oleh karena itu, Indonesia tetap konsisten bahwa Myanmar tidak diwakili pada political level di pertemuan-pertemuan politik, dan Indonesia menekankan kembali pentingnya engagement dengan semua stakeholders,” tegasnya. (L/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza