New York, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyerukan kepada Majelis Umum PBB untuk mengambil tiga langkah konkrit dalam menciptakan perdamaian di Palestina.
“Pertama, hentikan kekerasan dan aksi militer untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa,” kata Retno saat berbicara di sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Kamis (20/5), yang dihadiri puluhan diplomat dan Sekjen PBB Antonio Guterres.
Disaat yang sama, lanjutnya, Majelis Umum PBB harus menuntut adanya gencatan senjata segera yang tahan lama, dan dihormati secara penuh.
“Selain itu, kita harus dapat mencegah terulangnya kejahatan ini di masa depan,” ujarnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Kedua, memastikan akses kemanusiaan dan pelindungan rakyat sipil.
“Tanggung jawab utama kita adalah untuk menyelamatkan nyawa. Setiap menit yang kita lewatkan disini untuk berbicara, pada saat yang sama dapat berarti hilangnya nyawa rakyat Palestina,” lanjutnya.
Retno menyerukan Majelis Umum PBB, bersama dengan Badan PBB yang terkait dan pihak lain, untuk meningkatkan upayanya dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang terdampak.
“Mereka harus menyerukan agar Israel membuka dan memberikan akses pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk ke Gaza,yang telah diblokade selama lebih dari 13 tahun,” katanya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Ketiga, mendorong negosiasi multilateral yang kredibel.
“Negosiasi yang kredibel sangat penting dalam memajukan perdamaian yang adil dan komprehensif, berdasarkan “two state solution” dan sejalan dengan parameter internasional yang telah disetujui,” jelasnya.
Menurutnya, Majelis Umum PBB memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan agar negosiasi perdamaian dapat terlaksana.
“Kita harus menghentikan upaya sistematis Negara Penjajah yang bisa saja tidak meyisakan apapun untuk dirundingkan,”. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Mi’raj News Agency (MINA)