Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan keprihatinannya atas kekerasan yang dilakukan Militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta.
“Kami juga menyerukan kepada Militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekerasan dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban, ” kata Retno dalam konferensi pers bersama Menlu Singapura di Jakarta, Kamis (25/4) malam.
Menlu RI juga mengatakan, Indonesia dan Singapura mendesak agar dilakukan dialog untuk memulihkan demokrasi, perdamaian dan stabilitas di Myanmar.
Namun, keduanya mengakui, intervensi tidak bisa dilakukan sebagaimana diatur dalam piagam ASEAN. Akan tetapi, mereka memastikan akan melakukan apapun yang bisa mereka bantu untuk mengakhiri krisis di Myanmar.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Posisi kami sama. Kami khawatir akan situasi di Myanmar di mana kekerasan digunakan dan korban berjatuhan. Kami mendorong rekonsiliasi, namun rekonsiliasi baru bisa dicapai jika ada kemauan dari segala pihak,” ujar Balakrishnan.
Sementara itu, kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga Myanmar yang tewas telah mencapai 286 seorang sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Dalam laporannya pada Kamis (25/3) dini hari, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan 11 orang tewas pada Rabu menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.
“Jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi. Kami akan terus menambahkan,” terang AAPP, NGO mantan tahanan politik Myanmar di pengasingan, dalam pernyataan yang keluarkan di kantornya di Mae Sot, Thailand, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Menurut AAPP, meski aksi pemogokan massal terus berlanjut, junta militer berkeliling ke masyarakat dan mengumumkan dengan pengeras suara, bahwa negara dalam kondisi stabil dan masyarakat harus menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa. (L/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka