Teheran, MINA – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian meminta Pemerintah Denmark mengambil langkah-langkah efektif untuk menghukum mereka yang berada di belakang tindakan penodaan terhadap Al-Qur’an baru-baru ini di negara itu dan mencegah terulangnya tindakan penistaan agama tersebut.
Selama sebulan terakhir, Al-Qur’an telah mengalami tindakan penodaan oleh elemen-elemen ekstremis dalam insiden terpisah di Swedia dan Denmark, yang dilakukan di bawah naungan pemerintah negara-negara tersebut.
Tindakan asusila tersebut telah memicu kemarahan seluruh dunia Muslim, mendorong pemanggilan atau pengusiran utusan Swedia dan Denmark dari beberapa negara Muslim. Press TV melaporkan.
Berbicara dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Denmark, Abdollahian mengatakan pada Rabu bahwa penghinaan baru-baru ini telah melukai perasaan umat Islam dan pengikut agama Ibrahim lainnya, dan karena itu perlu dihentikan.
Baca Juga: Ratusan Demonstran Kepung Gedung Putih, Tuntut Donald Trump Mundur dari Kursi Presiden
“Kebebasan berekspresi bukanlah konsep yang dapat digunakan [untuk membenarkan] penargetan dan penyerangan nilai-nilai agama,” katanya.
Lars Looke Rasmussen, diplomat Denmark, menyatakan penyesalannya atas penghinaan tersebut dan mengatakan, Pemerintah Denmark mengutuk keras setiap penodaan terhadap Al-Qur’an.
Dia menggambarkan, kebebasan berekspresi dan beragama, dan demonstrasi damai sebagai pilar utama konstitusi Denmark, tetapi menyatakan penyesalan bahwa beberapa orang menyalahgunakannya, “yang kami anggap tidak dapat diterima.”
“Sedikit individu ini tidak boleh dianggap sebagai perwakilan rakyat Denmark,” katanya seperti dikutip oleh IRNA. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: 21 Anggota Parlemen AS Ajukan Resolusi Akui Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic