Jakarta, 28 Dzulhijjah 1436/12 Oktober 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi mengingatkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) harus menyuarakan Islam adalah damai, penuh kasih dan rahmatan lil’Alamin (rahmat bagi semua umat manusia).
“OKI yang termasuk Independent Permanent Human Rights Commission atau IPHRC harus menyuarakan secara lantang bahwa Islam adalah damai, penuh kasih dan rahmatan lil’Alamin,” kata Retno dalam sambutan pembukaan Seminar Internasional mengenai Pendidikan Hak Asasi Manusia di Jakarta, Senin (12/10).
Menurutnya, pesan ini mesti sampai ke seluruh dunia terutama dalam menghadapi tantangan meningkatnya radikalisme, ekstrimisme dan intoleransi global. Ditambahkannya pula bahwa konsep rahmatan lil’Alamin harus dikenal sebagai kode perilaku dan keunikan OKI.
Retno juga menggarisbawahi pentingnya IPHRC menjadi driving force dalam mendorong OKI menghadapi tantangan global yang dihadapi dunia Muslim secara efektif.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Oleh karena itu, OKI perlu terus berkontribusi secara signifikan bagi perdamaian dan kesejahteraan global yang berkelanjutan. Pendidikan HAM menjadi faktor kunci dan tidak lagi semata-mata kewajiban sekolah, pendidikan menuntut keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.
Menlu Retno menegaskan kesediaan Indonesia untuk menyampaikan kontribusinya dalam hal ini. Seminar itu merupakan bentuk kepercayaan internasional kepada Indonesia dengan menjadi tuan rumah selama acara setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan pertemuan perdana komisi tersebut pada tahun 2012.
Seminar yang akan berlangsung selama dua hari tersebut merupakan hasil kerjasama IPHCR dengan Kementerian Luar Negeri RI. Pertemuan dihadiri oleh 16 Komisioner IPHRC, narasumber internasional, wakil negara-negara anggota OKI, National Human Rights Institutions (NHRI), organisasi dan pemerhati pendidikan dan media.
Para peserta seminar akan membahas upaya bersama serta best practice dalam memangkas kesenjangan yang masih ada antara komitmen dan implementasi upaya pendidikan HAM untuk mewujudkan negara-negara yang berbudaya dan menghormati HAM.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Penyelenggaraan seminar tersebut merupakan salah satu bukti konkrit kontribusi Indonesia dalam mendorong kiprah dan perkembangan Komisi HAM OKI dan mampu menjawab tantangan global mutakhir.
Indonesia juga dianggap memiliki program nasional di bidang pemajuan dan perlindungan HAM, khususnya dalam bidang pendidikan yang progresif untuk menjadi salah satu contoh best practice yang dibahas secara mendalam dalam seminar itu.(L/R04/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon