Jakarta, 13 Dzulqa’dah 1436/28 Agustus 2015 (MINA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno L.P Marsudi, melakukan pertemuan bilateral dengan Seketeris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Iyad Ameen Madani, membahas tentang proposal Indonesia soal Islam serta isu terkait terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme.
“Pertemuan ini merupakan tindak lanjut proposal dari Presiden RI, Joko Widodo mengenai pembentukan kontak OKI dalam joint Islamic strategic action, saat peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang ke-60,” Ujar Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/8).
Selain itu, Menlu juga mengucapkan terima kasih kepada Sekjen OKI yang telah mendistribusikan proposal Indonesia ke negara-negara anggota OKI.
Adapun alasan Indonesia menyerahkan proposal kepada OKI, menurut Menlu Retno yaitu untuk menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin, serta mencegah berkembangnya terorisme.
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel
“Indonesia, sebagai umat Muslim terbesar di dunia memiliki peran penting dalam mengembangkan kerjasama di OKI, dan pertemuan ini pun membahas mengenai program OKI kedepan,” katanya.
Untuk program selanjutnya, Sekjen Iyad mengatakan, “Akan ada tiga pertemuan dalam waktu dekat ini. Pertama, pertemuan di Pakistan mengenai teknologi dan sains. Kedua, pertemuan di Turki pada 2016 mendatang. Ketiga, Pertemuan Palestina yang akan diselenggarakan di Maroko 2016.”
OKI merupakan organisasi internasional dengan 57 negara anggota yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H/ 25 September 1969 dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsha pada 21 Agustus 1969. (L/P008/P007/P4)
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)