Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berpartisipasi pada pertemuan virtual COVID-19 Global Action Plan Foreign Ministerial Meeting, Selasa (19/7). Pada kesempatan tersebut, ia mendorong penguatan arsitektur kesehatan global dan kesiapan menghadapi pandemi di masa depan.
“Kita pahami bersama bahwa pandemi belum usai, dan mengatasi pandemi masih menjadi prioritas kita saat ini. Pada saat yang sama, kita harus memperkuat arsitektur kesehatan global, agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan,” kata Menlu.
Terkait hal ini, ada tiga isu yang perlu menjadi fokus. Pertama, distribusi kebutuhan kesehatan publik.
Saat ini akses terhadap solusi medis masih tidak setara, utamanya di negara-negara berkembang. Diperlukan mekanisme permanen untuk mendorong akses setara terhadap solusi medis.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“COVAX dapat digunakan untuk tujuan ini, termasuk di tataran regional, dengan catatan harus didukung dengan pasokan yang memadai. Kita harus memperkuat kapasitas produksi negara-negara berkembang dengan mereplika model produksi vaksin ‘hubs and spoke,” ujarnya.
Kedua, pembiayaan kesiapsiagaan pandemi. Dalam konteks ini, Financial Intermediary Fund yang dikembangkan selama Presidensi G20 Indonesia berperan penting untuk membantu negara-negara menghadapi darurat Kesehatan.
Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi sebesar USD 50 juta pada Fund tersebut dan mengajak negara-negara lain untuk ikut berkontribusi.
Ketiga, tata kelola kesehatan global. Terkait ini, proses pembentukan Traktat Pandemi baru telah berjalan. Kesiapsiagaan pandemi yang lebih baik dan ditopang oleh prinsip solidaritas dan keseteraan harus menjadi landasan tata kelola kesehatan global ke depan, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pemegang mandat.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Mari bekerja bersama-sama secara sinergis untuk pulih lebih kuat dari pandemi ini,” imbuhnya.
Pertemuan COVID-19 Global Action Plan Foreign Ministerial Meeting diinisiasi oleh AS dan Jepang dengan tujuan mendorong kemauan politik (political will) negara-negara dalam mengakhiri pandemi dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kesehatan di masa depan. (R/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu