Amman, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P. Marsudi dalam kunjungan ke Yordania bertemu dengan Raja Abdullah II bin Hussein dan mendukung agar Raja dapat mempertahankan status quo tempat-tempat suci di Kompleks Al-Aqsha.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Al Hussseiniyah, Menlu Retno dan Raja Abdullah membahas proses perdamaian Palestina-Israel. Demikian keterangan pers KBRI Amman yang diterima Kemlu RI yang diterima MINA.
Tidak hanya itu, Menlu Retno dan Raja Abdullah juga membahas beberapa upaya peningkatan kerja sama bilateral di bidang penanggulangan terorisme, kerja sama industri strategis, serta penanganan konflik dan pengungsi Suriah.
Menlu Retno mengajak Yordania untuk berbagi upaya-upaya terbaik dalam mengembangkan demokrasi sesuai dengan nilai dan kearifan lokal. Bagi Indonesia, Yordania merupakan salah satu mitra utama di kawasan ini dalam mempromosikan nilai-nilai dan prinsip demokrasi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Menlu Retno juga menyampaikan penghargaan RI atas dukungan Yordania dalam penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) selama sepuluh tahun terakhir.
Atas nama Presiden Joko Widodo, Menlu Retno menyampaikan undangan dari Presiden RI kepada Raja Yordania untuk berpartisipasi sebagai pembicara dalam Leaders’ Panel Session pada BDF-10 di Bali, 7 Desember 2017 mendatang.
Pada kunjungan ke Amman, Menlu Retno juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu Yordania Ayman Safadi. Kedua menteri membahas penguatan hubungan diplomatik melalui berbagai kerangka kerja sama bilateral dan multilateral, antara lain peningkatan perdagangan dan investasi, wisata dan perlindungan WNI. Sejumlah isu regional seperti proses perdamaian Palestina-Israel, konflik di Suriah, krisis negara-negara Teluk juga menjadi topik pembahasan.
Di hari yang sama, Menlu Retno menghadiri pembukaan Seminar bertajuk “Sharing Experiences of Regional Security and Business Connectivity between East Asia and West Asia”, yang diselenggarakan oleh Kemlu RI, Majlis el-Hassan, dan Humanitarian Dialogue Center (HDC). Pada Seminar tersebut, Menlu RI menyampaikan pidato kunci mengenai penanganan kawasan terhadap krisis di Rakhine State.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Seminar ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara dan sarana praktis bagi negara-negara di sub-wilayah Syam dalam mengatasi tantangan bersama, seperti pengungsi Suriah, ancaman terhadap toleransi dan pluralisme, dan rekonstruksi pasca-konflik dengan memanfaatkan dan membandingkan dengan pengalaman dari Asia Timur. Seminar ini diselenggarakan berdasarkan kerangka dari East West Asia Seminar di Jakarta, 12 Mei 2017.
Di sela-sela kunjungan, Menlu RI berkesempatan bertukar cerita dengan para TKI PLRT di Griya Singgah KBRI Amman serta mengingatkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam melindungi dan melayani TKI di luar negeri melalui perwakilan-perwakilan RI di seluruh dunia. Di tempat yang sama, Menlu Retno juga bertemu dengan Konsul Kehormatan RI di Ramallah, Maha Susheh, membicarakan perkembangan kondisi di jalur Gaza serta tentang prospek rekonsiliasi kelompok Fatah dan Hamas dalam kerangka proses perdamaian Palestina-Israel.(L/R04/K02/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis