Tokyo, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi meresmikan gedung baru Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jumat (15/12).
“Selain itu, kemarin setiba saya di Tokyo tanggal 15 Desember, saya juga telah meresmikan gedung baru KBRI Tokyo,” ujar Retno dalam konferensi pers video, Sabtu (16/12).
Menlu RI mengapresiasi gedung baru tersebut berkonsep fit for purpose (tepat guna), baik untuk kebutuhan fisik, karena didesain sesuai dengan kebutuhan terutama jika terjadi gempa, maupun misi diplomatik yang diemban oleh KBRI Tokyo.
Peresmian tersebut dihadiri State Minister for Foreign Affairs of Japan Tsuji Kiyoto selaku tamu kehormatan. Juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia yang juga Dubes RI Tokyo 2017-2019 Arifin Tasrif.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Pembangunan gedung berlantai Sembilan tersebut memakan waktu 31 bulan, sejak bulan April 2021 hingga November 2023. Pembangunan menggandeng Taisei Corporation sebagai kontraktor dan Kisho Kurokawa Architect and Associates untuk desain dan konsultan arsitektur.
Gedung ini dibangun di atas tanah 2.421 meter persegi dengan luas bangunan 5.056 meter persegi. Gedung ini bergaya modern dan mengandung unsur ke-Indonesiaan.
Facade concrete wall pada gedung menggunakan motif ramo-ramo dari Minang, sunscreen di lobi gedung menggunakan motif batik parang dari Jawa. Terdapat pula hiasan ukiran motif Dayak dari Kalimantan dan pohon kehidupan.
Atau Kalpataru yang berasal dari relief di Candi Mendut serta miniatur Candi Prambanan di Jawa Tengah sebagaimana terdapat di pojok luar gedung KBRI. Selain itu, terdapat pula sejumlah material bangunan yang diimpor dari Indonesia.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Dengan penampilan desain dan material tersebut, gedung ini diharapkan dapat menjadi etalase kebhinekaan Indonesia. Yakni yang memadukan motif dan ornamen budaya dari berbagai wilayah nusantara. (L/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak