Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menlu RI Serukan Penghentian Politisasi Vaksin pada Pertemuan WEF

sajadi - Sabtu, 30 Januari 2021 - 15:38 WIB

Sabtu, 30 Januari 2021 - 15:38 WIB

0 Views

Jakarta, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyerukan dihentikannya politisasi dan nasionalisme vaksin COVID-19 pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF), Jumat (29/1) malam.

“Vaksin adalah isu kemanusiaan dan bukan isu politis. Saya berharap bahwa multilateralisme vaksin dapat berhasil, sehingga kita dapat berkata bahwa multilateralisme bekerja untuk rakyat dan membuahkan hasil”, tegas Menlu Retno saat menjadi salah satu panelis dalam WEF’s Leadership Panel on Resetting Geopolitics.

Acara yang dilaksanakan secara virtual tersebut merupakan rangkaian dari Davos Agenda Week yaitu forum penting tahunan WEF, yang menghadirkan berbagai tokoh penting dunia dari berbagai kalangan termasuk pemerintah dan pebisnis, untuk membahas berbagai agenda global strategis.

Selain Menlu RI, panelis lainnya yang turut berpartisipasi yaitu Menteri Reformasi Administrasi Jepang, Taro Kono, Menlu Korea Selatan, Kang Kyung-wha, Menlu Arab Saudi, Faisal bin Farhan Al-Saud dan Vice-Chairperson, Foreign Affairs Committee, 13th National People’s Congress, China, Fu Ying.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Retno menekankan pentingnya akses yang setara untuk vaksin. Bukan saja bermanfaat bagi negara berkembang dan negara maju, tapi juga bagi dunia untuk segera keluar dari pandemi.

“Kita akan pulih lebih kuat jika kita pulih bersama”, tegas retno.

Menlu RI tekankan tiga tantangan bagi implementasi kesetaraan akses vaksin bagi semua yaitu, pertama, kepastian ketersediaan vaksin.

Ketersediaan vaksin yang mencukupi untuk covax facility akan sangat ditentukan kolaborasi dengan para pengembang vaksin.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Menlu RI mengulangi kekhawatiran terhadap vaksin nasionalisme sebagaimana yang juga disampaikan oleh Menteri Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi.

Kedua, ketercukupan ketersediaan dana. Dukungan pendanaan negara donor, lembaga keuangan internasional dan para filantropis penting artinya.

Ketiga, kesiapan negara berkembang untuk menerima vaksin baik dari aspek infrastruktur maupun regulasinya.

Sebagai Ketua Bersama di COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (COVAX AMC EG, pada pertemuan tanggal 27 Januari 2021, Retno garisbawahi formula TCS yaitu Transparency (transparansi proses); Certainty (kepastian perolehan vaksin) dan Solidarity (solidaritas dan kerja sama internasional) sebagai prioritas.

Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai

Retno memastikan akan berkontribusi dalam mengawal pembahasan strategi, kebijakan, dan kinerja COVAX Facility untuk memastikan tercapainya penyediaan pasokan dan distribusi vaksin COVID-19 dengan cepat dan serentak bagi negara AMC secara gratis, aman dan efektif. (L/RE1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Breaking News
Palestina
Indonesia